Lelahku terabaikan, ketika melihat wajah sayunya
Dengan sok tegar ia bercerita, menumpahkan isi hati
Untung aku di sana, kupikir.
Tanpa melihat mataku ia terus bercerita
Menatap lurus ke depan
Sesekali suaranya bergetar menahan tangis
Akhirnya setitik air mata tak sabar terjun payung
Ia meraih ujung kerahnya untuk menghapus air mata
Dan sederetan kata kembali terucap,
Rasa sesalnya menjadi sesalku
Pahitnya hidup menjadi asam di diri
Begitulah hidup
Ketika bersarang di dunia
Bertemu orang-orang lain
Di mana ada titik yang sama, di sana terjadi hubungan
Menyesatkan atau tidak
Menderita atau tidak
Tidak akan pernah tahu..
Sampai akhirnya,,
Rasa sesal bertemu rasa
Baru akan tahu,,
Semuanya sudah terlambat.
No comments:
Post a Comment