Yolody's Room

Monday, May 19, 2008

Tulisan tengah malam

Ditemani sebatang cokelat Monggo, segelas air putih dingin, nyamuk-nyamuk yang sedang mencari persinggahan, aku duduk di depan komputer, memandang layar yang memuat tulisanku.
Hanya di saat-saat seperti inilah aku merasa memiliki sedikit waktu untuk diriku, sebelum rasa kantuk menyerang. Maka itu, pastilah akan kugunakan sebaik-baiknya waktuku yang terbatas ini, untuk menuangkan sedikit kejujuran melalui jari-jariku.

Aku terbiasa 'mencuri start'. Misalnya, di saat-saat kuliah ini yang masih padat-padatnya seperti makanan yang terlalu banyak dalam perut, aku malah merepotkan diri. Magang di salah satu stasiun tv swasta, yang harus kulakoni sepulang kuliah sampai malam. Sedangkan saat itu teman-temanku sellau bisa bersantai sepulang kuliah. Setelah selesai magang selama empat bulan, aku mencari pekerjaan sebagai pembimbing bahasa Inggris di KUMON. Sedangkan teman-temanku, masi bisa bersantai sepulang kuliah dan berpikir mau magang dimana. Prinsipku dalam hidup adalah gunakan waktu sebaik-baiknya dan kalau bisa melebihi kapasitas orang lain. Mungkin di balik semua itu aku memikiki sebongkah ketakutan, yang membuatku terbiasa untk mencuri start dimana-mana. Takut apa? Apakah takut tak bisa sukses nantinya? Mungkin.

ORang-orang mengenalku sebagai sosok yang ambisius, malah sebagian orang di kampusku menjulukiku si workaholic. Mereka bilang mumpung masih muda nikmatlah waktu untuk bersenang-senang, tapi aku bilang mmpung masih muda cobalah berbagai macam hal. Entah mereka yang terlalu santai atau aku yang terlalu serius menjalani hidup.

Belakangan ini, hm.. atau mungkin jauh dari belakangan ini.. yang berarti dari dulu.. my life is so tense. something is hiding behind me, which i can't take out of this. Maybe this is my fear.. humm..

I feel so.. SHIT!

Gue percaya setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Justru itu yang gue takut. Eitss jangan salah, bukan maksudnya gue takut dengan hidup gue. Sekarang sih gue happy-happy aja dalam hidup. Kuliah gue so far lancar, temen-temen gue.. banyak dan ok lah.. papa mama (even they are quite old and sometimes make me headache yang bisa bikin gue tenang ketika melihat mereka di rumah, kerjaan gue cukup ok dengan perjuangan gue yang belum maksimal, at least gue bisa earn livin, trus punya pacar yang gue kagumin dan bisa diandelin (even sometimes can't get out of problem).. yaaa.. buat gue untuk saat ini cukup lah yaa.. gue cukup hepi dengan keadaan ini lah, dan gue selalu bisa berterima kasih atas segala yang gue punya.

Tapi letak masalahnya bukan disitu.. itu yang nggak gue liat dalam diri dia. Secara jarak memang deket, tapi secara hubungan tuh jauuuhh banget. Dia selalu menyita pkiran gue, dan gue nggak bisa lakuin apa-apa juga buat dia.

Bener-bener sesak dada gue ketka gue tau dia sangat butuh teman, butuh pertolongan and i can do nothin! Terkadang emang susah ngalahin ego dalam diri, susaahh banget. Kenyataan memang pahit, dan gue yakin dia juga tau, tapi gue juga tau kalo dia sudah banget untuk menerima itu!Dia bukan anak bayi lagi yang baru bisa merangkak dan mengelak ketika sang bunda memeganginya. kalo bayi emang begitu, walaupun nggak mau dipegangin karena merasa udah bisa berjalan sendiri, tapi seharusnya memang dipegangin. Buatnya masa-masa itu seharusnya udah lewat, tapi kenapa susah banget? Gue rasanya seperti seoonggok tai yang ga bisa berbuat apa-apa buat dia. Gue cuma bisa mikirin dan berspekulasi sendiri tentang dia, harusnya begini, harusnya begitu.. gue tau itu memang susah buatnya, tapi bukannya nggak mungkin.

Mungkin satu hal yang lebih menakutkan dan berbahaya bukan ketika menjelang detik-detik kematian, tapi ketika seluruh kepercayaan dirinya pupus..

Susah-susah gampang

Siapa juga yang mau mikirin? kayak gue nggak ada kerjaan aja.
Tapi.. kenapa pikiran-pikiran itu selalu muncul setiap saat di waktu yang nggak tepat? pikiran-pikiran itu selalu mengetuk pintu otak gue dan memaksa masuk ke dalamnnya, sehingga konsentrasi gue melebur, berecetak kemana-mana.
Seakan ada magnet yang menarik seluruh jiwa raga gue.
Seakan ada iblis yang berbisik, berusaha mengacaukan pekerjaan gue.
Mending kalo yang gue pikirin cuma satu dua hal, nah ini bisa beranak kemana-mana.

kalau ditelusuri dengan detil, mungkin itu memang nggak ada urusannya dengan hidup gue. kalo gampangnya sih gini, "lha, mikirin diri sendiri aja susah gimana pikirin yang lain?" Yah.. gue sih nggak bisa gitu, secara gue orangnya kan parno abis.. Segala sesuatu juga pasti mampir dan ngerem di otak gue.

Banyaklah pikiran-pikiran yang berkecamuk di pala ini, yang terkadang nggak mampu secara gamblang gue ungkapkan ke orang lain. Kalo ada satu kejadian yang nggak enak di diri gue, pasti waspadanya bisa seumur idup! itulah yang bikin idup gue kayak dikejar setan, nggak tenang. Sampe gue nggak sempet mikirin kapan terakhir kali gue boker.

terkadang sepertinya di dalam diri gue ada banyak orang, jadi ya mereka berkomunikasi melalui tubuh gue ini.

oya gue bilang gue parno. emang bener. gampang-gampang sudah lah buat ngendaliin. tepatnya susah-susah gampang, soalnya memang lebih banyak susahnya sih. harusnya sih gue mikir, ya liat aja nanti gimana.. tapi ya gue mau liat sejarang. gimana dong?? yaah.. namanya juga orang parno!