Yolody's Room

Monday, December 26, 2011

Kampoeng Halamankoe

Hotel Novotel Bogor
27 Desember 2011

Liburan selalu menyenangkan, kalau ditemani orang-orang tercinta. Biarpun saya gak sepenunya liburan-- karena laptop pun saya gendong terus untuk mengupdate project yang saya kerjakan, but it feels relaxing.

Buat saya sekarang ini, tak ada yang lebih dibanding bertemu sepupu-sepupu saya, ponakan, om, juga tante saya untuk melepas rindu. Ditambah, pacar ikut menemani :)

Setelah menghabiskan malam di rumah saudara di perumahan Bogor Baru, kami pindah ke hotel Novotel. Keluarga pacar menunggu di sana.

Apa yang lebih seru daripada menikmati udara sejuk pegunungan, sambil sesekali berenang, main sepeda, melahap makanan Sunda, berjalan-jalan, bermain ping-pong, kemudian lanjut membaca? Apalagi, selalu ada anak kecil di sini :)

Apa yang lebih menyenangkan daripada rebahan di kasur empuk, menonton TV sambil menulis di laptop, seperti apa yang saya lakukan sekarang ini? Berada di Bogor selalu membuat saya merasa pulang ke kampung halaman.

Siang nanti, kami akan kembali ke Jakarta, kembali ke rutinitas. Akh, jangan pikirkan itu dulu, jalani saja apa yang ada. :)

Xoxo,
fy

Monday, November 28, 2011

Thursday, November 17, 2011

You are not me.

Perhaps it's childish thing for you, but not always for me.
Perhaps you'll say it's unimportant, but meaningful for me.
Maybe it's simple for you, but it's like a labyrinth for me.

Hmm..

A nerd in crowded lounge

Thursday, November 17, 2011 at Fashion Tent Lounge, Pacific Place.

Hi, evening!

Now I'm in the middle of Jakarta Fashion Week 2012 euphoria. With my laptop, goody bag, sling bag, press ID, and black casual outfit, I'm writing. You can say I'm quite a nerd, but I'm not skeptic or weird. Trust me, I did mingle around and met familiar magazine editor faces here, but I still need time for being alone in this crowd. It's me, with happy expression, staring at people faces expression over here, and over there, filtering some inspirations from there, to produce some fiction writings.

Oh ya, do you know why I can connect with internet this moment, meanwhile I didn't bring any connectors? I tried to enter the network, and I typed password. I stole the network, yay! It was connected successfully after trying three times! Ha ha, ok I stop to praise myself in this unimportant topic. :p

And suddenly, my friend, Zenny, who taking fashion course in Lassale College, called my name sat beside me--with her four or five girl friends. Ha ha, the sofa I'm sitting on, is fully loaded in a second. Anway, I have just watched fashion show by Esmod alumni, and they were really great! Nine of them have their own characters, from bridal to edgy clothes. I was amazed. I am entirely proud :)

At the moment, I have to go from here, because I'll watch another show in different spot. After that show, I will be going to Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) to watch 'Kabaret Keroncong', performance directed by EKI Dance Company.

Haha, yeah, this is my life as a journalist and fiction writer. I myself demand to move quickly, and on time.. And be fun! Okeiii, ciaaaaooooo!!!

Wednesday, November 16, 2011

Lotus Creative Workshop

Sebuah pencapaian kecil adalah sebuah penghargaan besar. Itu buat saya.
Bulan lalu, saya mengajukan diri untuk menjadi anggota workshop menulis Lotus Creative dengan Maggie Tiojakin, penulis kumpulan cerpen 'Balada Ching-Ching', novel 'Winter Dreams', dan kolumnis di Weekender-Jakarta Post. Caranya, mengirimkan sebuah cerpen untuk dinilai dan disaring.

Cerpen saya berjudul 'Bayang', yang merupakan on-going project, saya kirimkan. Alhasil, dari 37 pendaftar, saya terpilih jadi 5 besar. Selama bulan November ini setiap Sabtu-Minggu, saya ikut workshop Lotus Creative dengan empat peserta lainnya, yang menurut saya hebat-hebat.

Jadilah kami bermarkas di Urban Kitchen Plaza Indonesia setiap minggu, dengan memakai busana winter collection, karena dinginnya luar biasa. Terkadang aku mimum teh tarik, terkadang beli mie goreng, terkadang minum air putih saja. Kapan-kapan aku mau pesan minuman coklat panas.

Di pertemuan pertama, kami saling memperkenalkan diri dan berbagi pengalaman menulis. Wow, masing-masing memiliki kelebihan masing-masing. Setelah itu, kami diberikan banyak tugas menulis deskripsi, saling mengkritik tulisan, menilai cerpen-cerpen barat, menciptakan karakter fiksi yang believable, dan banyak hal lain. We teach and learn each other.

Di pertemuan ke-3, kelas kami kedatangan teman editor dari Gramedia, Hetih. Kami mendengar pandangan lain soal menulis fiksi dari mata editor. Lagi, kami mendapat kiat-kiat bagaimana menulis fiksi dengan baik.

Setiap pulang dari kelas menulis, kami dibekali banyak pekerjaan rumah, peer sebutku. Jadi ingat masa sekolah dan kuliah. Walaupun pekerjaan kantor tetap membludak dan harus dijadikan prioritas, aku merasa senang mendapat tekanan untuk membuat banyak peer. Aku rela tidak ikutan acara barberque di puncak dengan teman-teman, tidak ikut ke Megamendung untuk mengikuti acara agama, tidak nonton bioskop, tidak ngopi-ngopi, dan mengurangi drastis waktu tidurku. Tapi aku mendapat hal yang lain.

Kelas ini menempelengku untuk tidak melupakan impian awalku sebelum menjadi jurnalis kini, yaitu menjadi penulis fiksi. Cerpen adalah bagian dari hidupku, yang nantinya akan berkembang menjadi novel. Yang penting tetap fiksi. Kata Maggie, "fiksi adalah tulisan yang paling jujur,".

Jadi, menulis fiksi adalah pelajaran untukku, untuk bisa jujur terhadap diri sendiri. Jangan dipikir itu mudah. Itu sulit sekali. Tapi, yang sulit justru yang paling memuaskan. :)

Aku, sedang beristirahat sejenak setelah menyelesaikan dua artikel, sekarang menyempatkan diri membaca cerpen, dan menulis beberapa baris, menyicil peer untuk akhir pekan nanti. Aku tidak sabar, kejutan apa lagi yang ada nanti.

Xoxo,
fy.

Friday, October 28, 2011

Memorable 24


Home Sweet Home, 22nd October 2011
 
Nothing compares celebrating birthday in the middle of my family;  lovely my super mom, dad, brothers, sister in law, lovely kids, and boyfriend :) Anyway, this was also celebration of my oldest brother's birthday :D

I know, I'm too old to blow the candles and sing Happy Birthday song together, so we asked Khan to blow them. You can find how the way he blew the candles, and the fire was lit itself again and again hahaha!

Yay! I got the birthday present!
 



Like Grandpa..
Like Grandson..


 



20 kgs of mangoes  

Khan, who was excited so much about to blow the candle, gave up after getting the flame was lit back itself again and again. Then he screamed, "Auntie ajaaaa!!"  He screamed to me, asking me to replaced him to blow the naughty candles. haha!



 This is Kilana, who adores my mom's choco cheese cake. She was too shy to eat, hehe..

 This is Rafa... A-Very-Kind-Little-Boy :)

Hehehe,, and below is Handsome-Khan. I bet he will grow as a playboy and will get a bunch of fans! hahahha!

Sunday, October 9, 2011

Meditasi, Pantangan & Prajna

Heeeiiyyyaaaa I am home!! Happy these three days I spent time at home, coffee shop, and temple!

I felt like 'thirsty' of wisdom because my works were too overwhelmed , so I am grateful that today I could listen what priests said in Hoseiji temple, as well as Mas Rusdy. I'll write in Bahasa for now on yaaaa :)

----
Setahun ini, saya selalu melewatkan upacara Oko (sembayang untuk berterima kasih kepada Tanah Air dan pertemuan) di kuil Hoseiji. Alasannya, tidak ada waktu. Padahal, Upacara Oko itu dilaksanakan setiap hari Minggu, sebulan sekali. Betapa sombongnya saya, masih bisa bilang tidak ada waktu.

Sampai hari ini, rasanya saya 'haus' banget, dan hati saya bilang saya harus datang ke Kuil hari ini. Sensei Takahashi hari ini membawa tema 'Meditasi, Pantangan, dan Prajna (wisdom.kebajikan).'

Menurut agama Buddha Nichiren Shoshu, 3 hal tersebut sangatlah berkaitan pelaksanaannya di dalam hidup. Hanya saja, bentuk pelaksanaannya tidak sama seperti ajaran-ajaran yang berlaku pada zaman dahulu. Logikanya, zaman berubah terus. Dan sekarang adalah zaman yang susah (zaman mapo/akhir dharma). Bisa dilihat dari bencana-bencana yang terjadi, masalah bentrokan kemanusiaan, dan kekacauan di dalam negara.

Jadi, kita harus melaksanakan ajaran yang sesuai pula. Misalnya, membahas soal pantangan. Dulu (dan sekarang) pada umumnya pantangan yang digembar-gemborkan umat beragama adalah pantang makan daging, pantang merokok, pantang melakukan hal yang disukai. Itu bentuk pantangan fisik/konkret. Namun, di zaman yang kacau seperti ini, bukan pantangan seperti itu yang diperlukan.

Pantangan yang justru harus dilakukan adalah: Pantang berpikir negatif/tidak perlu, dan pantang merendahkan orang lain. Tampaknya, kedua hal itu justru menjadi makanan sehari-hari kita kan? Akibatnya, kita menjadi sombong dan membedakan orang.

Lalu soal meditasi. Meditasi katanya untuk penenangan jiwa. Tapi, meditasi yang saya yakini bukanlah meditasi dalam bentuk pertapaan fisik dengan memejamkan mata, konsentrasi, dan sunyi senyap. Meditasi di sini adalah pertapaan sehari-hari, yaitu melaksanakan ajaran yang benar melalui sikap kita hingga sekecil apapun.

Terakhir, soal Prajna. Untuk mendapat Prajna di zaman sekarang adalah hal yang sangat sulit, namun tidak mustahil. Semua membutuhkan proses yang harus dilewati dengan hambatan-hambatannya.

-----

Selanjutnya, ini yang saya dapat dari perkataan Pandita Rusdy Rukmarata:

Karma. Hal ini memang sering dikatakan, tapi seringkali pula saya lupa. Jadi, betapa butuhnya saya mendengar ini berkali-kali, dan saya dokumentasikan dalam tulisan di blog ini. Biar bila saya lupa diri, i'll always know that karma happens, not only shit happens :)

Seringkali kita merasa hidup kita sudah berubah ke arah yang lebih baik. Dilihat dari kekayaan, kenyamanan hidup, popularitas, dll. Tapi, bukan berarti itu nasib kita sudah berubah. Begitu sudah tua, baru karma-karma buruk kita muncul dalam bentuk apapun (bangkrut, sakit, dll). Barulah kita sadar, bahwa sebenarnya, sifat dasar kita yang buruk belum diubah.

Lain hal, kita juga sering cenderung lari dari kenyataan. Ada orang yang cerai karena merasa selingkuhannya lebih baik, pindah bekerja karena tidak suka dengan bos. Hey, memang kalau pindah, masalah selesai? Tidak.

Siapapun yang berada di lingkungan hidup kita, adalah cermin diri kita. Sejelek-jeleknya sifat orang tua, itulah kita (I think this is the hardest part!), serese-resenya pembantu atau sopir kita, itulah kita. Jadi, terimalah hal itu, dan ubahlah sifat buruk kita.

---------

Setelah mendengar itu, saya seperti diguyur air dingin.
Saya kini tahu, kenapa hati saya hari ini sangat menyuruh saya pergi ke kuil untuk ikut upacara Oko. Memang, karena saya harus diingatkan kembali soal itu. :)

Thanks for today, and am ready to start working tomorrow :)

Tuesday, September 20, 2011

Our Yummy Daughter



Gossip Cake. Itu anak saya, dan cucu mama saya :)

Selayaknya anak dan cucu, tentunya kami memberikan segalanya yang terbaik. Mulai dari kualitasnya, tastenya, sampai tampilannya. Dengan bangga saya memperkenalkan anak saya, Gossip Cake :)

Memang belum di-launch secara besar-besaran, mengingat saya juga adalah seorang pekerja kantoran yang setiap hari berkutat dengan tulisan, deadline, schedule meeting dan interview. Untungnya, anak saya ini mandiri. Ia dengan sendirinya bisa memanjakan lidah orang yang menyicipnya. Sehingga, orang lain yang pernah mencobanya, akan tercandu dan mencarinya sendiri.

Sekarang ini Gossip Cake masih dijual secara online dan mengandalkan WOM. Kami belum memiliki toko, tapi Choco Cheese Cake dan Brownies Pie kami dijual di Bittersweet Corner, Plaza Indonesia. Ke depannya, kami akan merambah.. dan hopefully, kami akan hadir dalam bentuk nyata di toko kami sendiri, dengan konsep yang mengaggumkan.

Kami tak memburu waktu, karena bila saatnya tiba, waktu akan menghampiri kami. :)

Life & Shit

"Life is balance. Shits happen because each shit has its own solution," -Faye Yolody

Thursday, September 8, 2011

Gossip Cake@ at Instyle Market

Menjelang lebaran adalah masa-masa yang sangat tough buat saya. Saya harus memperbanyak konsentrasi saya dalam pekerjaan menulis di kantor karena percetakan akan tutup sebelum lebaran, jadi artikel harus rampung. Lainnya, saya harus mengatur operasional Gossip Cake, di mana pesanan menumpuk dari sana-sini. Saya mengatur segala pengiriman dan jadwal pembuatan kue. Repotnya lagi, saya tinggal di kost. Bukan di rumah dimana kitchen saya berada.

Selain orderan lebaran, saya juga mengurus Bazaar kue di Style Market oleh majalah Instyle Indonesia yang diadakan di FX, 19-21 Agustus 2011. Selama 3 hari itu, saya jaga bazaar dan bersosialisasi dengan pembeli. Hari pertama bazaar, beruntung saya digantikan oleh teman baik saya Jhon Charlie, karena saya harus bekerja di kantor. Hasilnya, selama 3 hari, kue2 saya habis. Mulai dari Cookies (Nastar, Castengel, Choco Filling, Raisin Havermout, Almond), Brownies Pie, Choco Cheese Cake dan Beef Cheese Risoles saya laku keras. Tak ada pembeli yang tak ketagihan. Beberapa artis pun bilang mereka suka sekali. Itu yang menjadi happiness saya.

Selain itu, selama 3 hari itu juga, teman2teman saya datang bergantian. Seperti shift rasanya. Jadi, seharian berjualan tidak membuat saya bosan karena selalu ada yang menemani. :)
Sayang, saya hanya sempat mengambil foto kue bersama pembeli2 di hari terakhir. Silakan ditilik :)











3 Words of Me

Setiap membuka blog ini, selalu kututup lagi. Kubuka, kututup, kubuka lagi. Lalu kututup lagi.

Semua hal ingin dimuntahkan dari otak ini, tapi belum jua tersampaikan. Ibarat message draft di handphone, sudah menumpuk namun belum jua dikirim smsnya. Okay, saya mau berbagi cerita dan foto-foto menyenangkan. Bila menginspirasi, itu suatu nilai plus.

Seperti kata orang-orang, hidup itu serba memilih. Kalau kata Po di Kung Fu Panda 2, "Your Past Doesn't represent who you are. Yo can choose who you want to be," begitu katanya kira-kira.

So, tak peduli masa kecilku seperti apa, tragedi apa yang saya alami minggu lalu, atau kemarin bencana apa yang menimpaku. Here I am. A writer, a baker, an entrepreneur. I can't live without those dreams.

Tak mau sok berfilosofi, (karena saya sedang tidak mood membahas itu), jadi saya ingin berbagi hasil kegiatan baking saya dengan masterchef saya di rumah, yang tak lain adalah mama saya. :))

Buat saya, saya beruntung punya guru sepertinya. Ia tidak pintar mengajar seperti guru-guru yang sabar. Hanya saja ia selalu menekankan 'sikap yang benar' saat membuat kue. Semisal, cara memegang sendok saya salah, ia marahi. Cara mengaduk adonan saya kurang tenaga, ia marahi. Cara memperlakukan bahan-bahan kue dengan tidak benar menurutnya, ia marahi. Semua harus sempurna di matanya. Katanya, supaya kuenya sempurna. Dari rasa, sampai tampilannya.

Dan weekend adalah waktu saya membuat kue, dengan risiko saya memotong waktu kencan saya yang sudah sangat tipis. Anyway, berikut beberapa karyanya :)








Thursday, July 28, 2011

Manusia-manusia Kolong Jembatan

Memboyong sanak saudara dari kampung halaman
Iming-iming kemakmuran dikumandangkan
Berharap menjadi ajudan penghuni ibukota
Berkhayal menjaring harta

Menyongsong ufuk menanti pagi
Memelas meminta simpati
Tapi kenyataan berkata lain
Cacing perut bermain-main

Beribu akal diberdayakan
Meminta paksa dihalalkan
Bukan kepercayaan yang didapat
Hanya kekecewaan berujung umpat

Jadilah kolong jembatan menjadi rumah
Bila sedih hanya mengais tanah
Menyaksikan Jakarta berlalu lalang
Hingga siang berganti petang

Bukannya berusaha, malah meratapi
Mengumpat tiada henti
Kalau bisa tangan hanya terbuka
Atau dua jari mencapit dompet para pekerja

Tak terpikirkankah untuk kembali ke kampung halaman?
Banyak singgasana yang bisa dilahirkan
Tak usahlah terkapar di samping comberan
Membuat asa berantakan

Tuan, nyonya, dan bujang.. ada satu hal lagi
Tolong kendalikan nafsu birahi
Tak usahlah gemar beranak pinak
Kasihan nasib sang anak

Manusia-manusia kolong jembatan
Geraklah raga sedikit, putar otak berkelipatan
Asup diri dengan secercah ilmu
Jangan beralasan tak punya uang seribu

Manusia-manusia kolong jembatan
Bukan ku tak pedulikan
Hanya kalian terlalu manja
Diberi asa, minta nyawa.

*Puisi ini tercipta ketika saya sedang dirundung masa PMS. Pikiran semakin sensitif dan moody. Begah melihat kehidupan di kolong jembatan di Grogol.

Wednesday, July 27, 2011

BARU.BARU.BARU

Dua bulan terakhir ini hidup saya dilengkapi warna-warna baru.
Pekerjaan baru, inspirasi baru, kesenangan baru, kesempatan baru, pemikiran baru, suasana baru, dan teman-teman baru. Mari saya jabarkan satu-satu, dan semoga tidak bikin kamu mual.

Pekerjaan baru
Masih dalam bidang coret-mencoret majalah, tapi field dan pasarnya saja yang berbeda. Di Media Indonesia, tim Publishing. Garis besarnya, saya menulis untuk majalah Kick Andy, Media Indonesia Magz for Ipad, serta beberapa majalah corporate.

Serunya, saya dapat wawasan baru dari masing-masing majalah. Saya belajar banyak hal (bekerja bukan berarti cuma bekerja, tapi belajar kan?), saya bisa mewawancara (saya anggap mengobrol) dengan orang-orang hebat. (hebat di sini bukan hanya populer, tapi tukang sapupun bisa saya anggap hebat).

Capeknya? Luar biasa. Jarak dari kantor di Kedoya sampai Tebet bujubile jauhnya. Dua jam minimal di perjalanan. (tapi tenang, mulai tanggal 1 Agustus saya kost dekat kantor). Seorang teman menghitung durasi waktu saya berada di jalanan. Sehari 4 jam, dalam sebulan saya 4 hari full berada di jalan. Wew.

Inspirasi baru
Saya suka mendapatkan inspirasi dari hal apapun. mulai dari orang lain, teman, buku, binatang, dll. Makanya saya suka sekali membaca dan memperhatikan ekspresi orang, gerak-gerik mereka, sampai menganalisa kira-kira orang lain sedang memikirkan apa.

Kalau saya sudah mendapat inspirasi, saya bisa menajdi sangat berambisi untuk melakukan suatu hal di detik itu. Salah satunya saat saya membaca profil seseorang di koran Kompas. Karenanya, saya dengan sepenuh hati melakukan kesenangan baru: baking cake.

Kesenangan baru
Saya selain suka menulis, saya suka bikin kue. Gurunya ya jelas mama saya yang TOP. Dari zaman nenek saya dulu, keluarga mama saya suka membuat kue untuk acara kenegaraan zaman Soekarno. Sayang tak ada nomor kontaknya lagi. kalau adapun, tak tahu masih hidup atau tidak.

Saya sedang giat-giatnya mengembangkan brand kue saya Gossip Cake. Lumayan, saya dapat banyak pesanan dan kue saya dijual di salah satu cakeshop di Plaza Indonesia.

Saat weekend, adalah waktu saya belakar baking. Jadwal kencan berkurang, tapi tak apa :p
Saat weekdays, mama saya alias executive chefnya yang beraksi. :)

Saya yakin Gossip Cake bisa berkembang, tapi pesat-tidaknya saya tidak terlalu ambil pusing. Saya tahu resikonya, karena saya masih bekerja sebagai fulltime writer. Tentu 99% kapasitas saya masih di pekerjaan kantor. Yang pasti saya (dan orang2 yang pernah mencicip) yakin bahwa kue-kue saya rasanya unik&berbeda dan secara kualitas tinggi. :) --> kapan2 saya upload foto2 kuenya di sini. Atau silakan klik di sini dan twitter @gossip_cake .

Suasana baru
Komplek kantor saya nyaman sekali. Ketika memasuki gerbang, tibalah di di komplek sejuk karena banyak pohon berdiri di sana. Banyak taman, banyak orang berseragam sama. Semua orang saling senyum dan menyapa, walaupun tidak kenal sama sekali.

Bahkan seorang security menjadi dekat dengan saya. Setiap pagi, kami mengobrol singkat, atau hanya sekedar melempar ledekan dan senyum. Memulai hari bekerja jadi menyenangkan. Begitu juga saat pulang kerja. Jadi ingat waktu pertama kali saya datang untuk interview di sini, security itu mulai mengajak saya mengobrol duluan. Ia berani meledek saya seperti nenek-nenek, melihat barang bawaan saya yang banyak dan menguap terus.

Teman-teman baru
Itu pasti. Teman di dalam kantor, atau di luar kantor. Narasumber yang saya wawancarai menjadi teman-teman saya di hari berikutnya. Mulai dari pakar, artis, seniman, sampai warga dari pulau lain.

Beruntungnya, saya dikelilingi teman-teman yang mendukung penuh dengan apa yang saya lakukan. Ada teman saya yang berperan sebagai financial planner saya, stylist saya, relationship adviser saya, badut saya, supporter saya, komentator saya, penceramah saya, dan masih banyak lagi. They're not exist only when I'm happy, yet when I'm sad, desperate, and confused. :)

Kesempatan baru & Pemikiran baru
Itu mutlak. Bila kita pintar melihat situasi, pasti kita bisa jeli melihat adanya kesempatan yang bisa membangun berbagai pemikiran baru di kepala. Apa bentuknya, coba kita pikirkan masing-masing, karena bentuk milik setiap orang berbeda.

Kalau kamu, bagaimana? :)

xoxo,
fy

Wednesday, July 13, 2011

Mummy Me

How I missed this blog.. ;)
One week after moving to this office, I was pointed to be cover model for one of magazines I handle, Kick Andy Magz. I applied make-up myself. Hihihi!

Although you won't recognize my face at all in this costume, but it's quite funny to run 4-hour photo session with my friends, and it was something really new. ha ha.

Many poses I've tried, and I just uploaded two of them. Here they are.. :)





..and this is the chosen one!




He he,, A friend of mine asked me "How did u feel when u found your face on the cover?"
I said, "Hmm.. Don't know.. hehe.."

And it's memorable moment, when I got reason why I wanted to apply Job in here was because I am a big fan of Kick Andy. And now my face is on Kick Andy July 2011 edition. What should've I thought, huh?

;)

Sunday, June 26, 2011

I feel so SMALL.

They say I'm smart.
They say I'm cool.
They say I'm very ambitious.
They say I'm good in writing.
They say I would get success at the rest of my life.

I thought it so.

Until.. I realized, I didn't make anything.

It hurts me a lot knowing it.

Now I'm 24.

I always think that I'm still young. I have much much time to do something.
I always think that people do something BIG over 30, so.. At least I still have 6 years to go.

Then..
I realized..
Many women gaining success at my age.

This morning, I read newspaper and found article about owner of pastry shop and she still works for company that handles poor society. She wakes up early everyday to bake cakes, then goes to office.

She makes all things herself. She created the company profile, website, and logo for her cafe. She earns her living and do much for society.
She is at my age.

After reading, I feel so SMALL.

Okay, I'm a journalist of a published media grup in Indonesia. I work for Media Indonesia. I handle Kick Andy Magazine, several corporate magazines, and Media Ind Mag for Ipad.
I've been in love with writing since I was a child.

I did work hard to be a journalist. I used to be a beauty editor in Eve Indonesia Magazine.
I used to write FTV scenario.

And now, I always meet great people while interviewing them for the articles.

So, when people say I'm consistent enough and very passionate, yeah they're truly right.

My mom loves baking cake. She makes the most delicious cakes ever. I'm sure about that.

For these 3 years, I promote her business. But, I'm not enough consistent. I haven't learned making cakes from her yet.

I have dreams to have my own cake business someday, but I don't know whether I could be a seller for my business or not.

I don't have a lot of MONEY to start it. And I need it to start. Yea, that's always be my reason.

So.. Here I am. Stuck with all things growing up besides me.

I have talents, I know.

But, I feel there's always limit and a strong wall inside me.

I don't know what I need.
IDEA?
MONEY?
SUPPORTS?
PASSION?
TIME?
LUCKS?

I'm still thinking about it. I hope time wouldn't run fast, and I'm still 24 until the next three years.

Regards,
Woman in orange-stripes-tshirt-and-black-cardigan drinking Caramel Frapucinno.

fy.

Wednesday, June 15, 2011

Abstract is the new pattern



Noord Nederlandse Dans is a dance community from Deutch, it has been handled by Stephen Ahropshire since 2009. Last Saturday, 11 June 2011, My Friend, Anwari Natari (I call him Bang Away) and I watched them dancing at Erasmus Huis Jakarta.

It was really tempting to see their abstract movement on the stage under the spotlight. They connected each other, making patterns with their hands altogether, but it seemed the hands are from one's. The dancing really fits with its songs, so the audiences could feel the unity of music, movement, sound, and lighting.

They were about four women and six guys in Noord Nederlandse Dans club. They wore casual clothes with natural makeup. Sometimes they danced without music, yet their feet rubbing and thumping onto the floor. It really made new beats and rhythm.

The performance divided into four session and each session took around 15 minutes. We were coming late and skipped the first session, but three sessions were enough to make us amazed. At the end of the performance, all audience couldn't stop clap the hands and praise them.

Anyway, thanks to my friend who asked me to watch it. :)

At that time in different hall, there's also Enamel Exhibition, the history of modern advertising in Indonesia. Enjoy the limited photos I took from Google. Hehehe..










Xoxo,
fy

Sunday, June 12, 2011

You'll have Breathtaking Lips

Whoa, I almost forgot about it.
This is my beauty photoshoot on eve magazine May 2011 edition. One month after that, I resigned from eve to challenge myself more and more as a true journalist&writer.

Theme: Breathtaking Lips
Stylist: Faye Yolody
Photographer: Niki Yusuf S
Model: Tara Basro
Make up artist: Vima @Make up for ever & Yarri @Shiseido

Enjoy watching :)






xoxo,
fy

Friday, April 1, 2011

Kumis boleh mirip Hitler..

Hari ini saya naik Transjakarta (bukan naik busway) dari Grogol menuju Pancoran. Selama ini, saya menganggap ketidaknyamanan naik TransJ disebabkan oleh hal-hal berikut:
-Desak-desakkan (bau ketek alias polusi udara)
-Interior bus semakin jelek
-Armada sedikit

Yah kira-kira begitu, kalau tulis kebanyakan saya takut diciduk om Foke yang ngaku sebagai 'sang ahli' pas masa kampanye.

Hari ini, saya menemukan faktor lain yang bikin nggak nyaman di TransJ, yaitu: polusi suara.

Kejadian di halte Slipi, petugas pintunya memang rajin sekali bekerja. Setiap kali bus akan berhenti, ia selalu mengumumkan perhentian berikutnya, padahal speaker pun nyala. Lalu, seorang bapak tua India atau Arab (apapun itu) berkumis seperti Hitler menerima telepon, dengan suara kencang sekencang-kencangnya.

"AH WAHL SYA LA LA LNG BLE ZUI GIL BLE HGUERHGJE RHFHERU BFUVHEURH WIEJRU!"

Semoga meneleponnya tak lama, pikirku.

"ERUHUIE FJURE REUHG AOIRJ ERUGPOEF AERUHG DVU!!"

Suaranya semakin keras.

Tak lama, seorang ibu di bangku belakang tak mau kalah, juga menjawab telepon. Untungnya ia perempuan, jadi suaranya lebih halus.

"Iya, diselesaikan dengan kekeluargaan saja.."

"JSHFU RH UHER EHG WOIRU HFUREH RITUDFJ JGAH!!!"

Lalu, si petugas pintu yang rajin itu kembali mengumumkan.

"Pemberhentian selanjutnya, halte Semanggi. Periksa barang-bar.."

"SDHFH RJFJDC UHU H UR F IFWIR RGFYUEQH RU JKADHFI AURFH!!!"

"Apa? Oh ya, iya.. saya tahu.."

".. dan hati-hati melangkah."

"JDFH RGHER UFHURHG EHRGU ARUGUHWE F WRUF!!!!!"

"Iya, oke daaah.."

"Melangkah hati-hati, terima kasih."

"EUHFRU ERHGUEH A UHRCUH HQWE HRFH!!!!"

Selanjutnya, kompetitor lain kalah telak. Suara si Ibu menghilang, dan si petugas kayaknya minder juga. Si kumis Hitler jadi juara tunggal. Kupingku jadi mau tak mau hanya mendengarkan suaranya. Terus menerus, sampai halte Kuningan kalau tak salah. Bisa bayangin, dari Slipi ke Kuningan dengan jalanan macet itu memakan waktu cukup lama, bukan?


Gila.
Saya ngebayangin, punggung bapak itu yang posisinya persis di belakangku, kusodok pakai payung yang ada di dalam tas ibu-ibu di sampingku.

Di otakku, kejadiannya begini: Saya pinjam payung ibu itu, terus kudorong ujung payung itu ke arah kepala si bapak edan itu, sampai kepalanya kejedut tiang di depannya. Lalu dia marah, mau memukul saya Tapi, penumpang lain dan si petugas yang rajin tentu membela saya. Alhasil malah bapak itu yang digebukin rame-rame.

Lalu, saya disorak-soraki lalu dilempar ke udara selayaknya pahlawan. Lalu saya diberi gelar sebagai "Transjakarta Superhero", lalu diberikan fasilitas naik TransJ gratis seumur hidup. Bahkan, bus TransJ juga disediakan khusus untuk menjemput saya di kantor setiap sore."

(okay, saya tahu khayalannya agak nggak penting. Beginilah kalau punya profesi penulis, khayalannya agak ajaib.)

Kembali ke si kumis Hitler. Memang mentang-mentang dia berada si negara orang, dan orang nggak mengerti bahasanya dia, dia lantas teriak-teriak seenak kumisnya?

Huh, benar-benar..

Tuesday, March 15, 2011

Sejak kapan sih aku chatting sama kamu?


Pembicaraan yang ga penting tapi dibahas sampe panjang lebar...


Faye says:

u know what si bibir sekali pernah bilang,

katanya g jangan bareng sama dia terus, temenin tata gitu katanya.

coba klo lu pegi ama pacar lo terus ada g, g dicuekin abis deh huehuehuehue

~ Kharista (R) says:

hahahaha baik skali bibir mau berbagi kamu padaku.

i loph u bir! (blg in bbir ya)

eh btw, lu senenk ya g ga ada pacar jg nempel sama lu? wkwkwkwkwk

Faye says:

bukan gt, cm krn g baek aja mau ditempelin ama lu

coba uda ada pcr, gue kl ke sg bisa ditinggalin di kereta deh

~ Kharista (R) says:

hahaha lu jelek bgt sih mikirnya g ga sejahat itu!

emank g klo ada pacar blagu ya?

maaphkan aku telah menelantarkan mu selama ini darling

Faye says:

bwahahahah akhirnya sadar

~ Kharista (R) says:

ih aku tanya beneran? g overexcited on 1 thing jd lupa sama lu kali ya

Faye says:

emberr.

pas lu putus baru deh manggil2 g,kl ga mana pernaaah

~ Kharista (R) says:

idih

DLU BLOM PUTUS JG PANGGIL2 LEPEH

Faye says:

itu pas mo putus

~ Kharista (R) says:

gaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Faye says:

die marah wakakakakkakkakakkkkk

~ Kharista (R) says:

putusny udah lama setelah itu aku ga trima!!!!!!

Faye says:

kagakkk g inget bgt kok yeeee

~ Kharista (R) says:

ih aku dah sering panggil2 km lama sblom putus!

http://fayeyolody.blogspot.com/2009/xx/xxxx

tuh buktinya g ubek2 blog lu! huh terbukti klo AKU BENAR

Faye says:

aih lu kan periode 'mau putus'nya jg panjang

~ Kharista (R) says:

NGEMENG AJA LU hahaha lu harus mengakui

Faye says:

ya deh nyerahhh itu bln apa?

~ Kharista (R) says:

asik lepeh nyerah!

Faye says:

buset lah lu putus kapan? 2009?? emang dr 2009??

bukan dr bulan okt 2010??

~ Kharista (R) says:

iya g putus 2010!

Faye says:

kt chatting dr 2009? mana mgkn dodooooll

~ Kharista (R) says:

iya! jelek

Faye says:

g aja ke Jpg Des 2009 emang sblm g k jpg uda ceting2 ama lo?

ngarang loe

~ Kharista (R) says:

kan aku tau kamu ke jepang ih itu blog lu!!

Faye says:

itu salah tanggal!

~ Kharista (R) says:

klo gitu blog lu ngaco

Faye says: wakakakka

~ Kharista (R) says:

hahahahahhaha

FINE! ga mw ngaku

Faye says:

duh perut makin sakit wkakaka

~ Kharista (R) says:

ahahhaha dosa ngibul

Faye says:

kok g ingetnya kt ceting2 ps akhir 2010 sih? whuhahahaa

~ Kharista (R) says:

yah ingatan lu bisa dipastikan ngaco..

memory loss.

hahaha


posted by Tata. (btapa baiknya papai mau meminjamkan blog nya. 谢谢)

Beauty Spread eve March 2011

Here some of my works in Eve Indonesia Magazine (March 2011)
Theme: Inspired by movie star
Beauty Stylist: Faye Yolody
Photographer: Niki
Make up artist: Harry
Model: Nastasya & Masha



Marie Antoinette


Tinker Bell


Burlesque movie


The Queen of Heart- Alice in Wonderland

Monday, March 14, 2011

Mengaum di negeri Singa

#sambungan dari Chaos Before Flight

Dua malam di negeri singa bersama orang-orang terdekat, adalah sesuatu. Koper berat, jalan capek, duit habis, nggak bisa jadi perbandingan.

Kami menginap di River City inn, sebuah flat di lantai empat dengan kapasitas lebih dari 42 orang. Suasananya enak. Kecil, penuh tapi tak sumpek. Ada bule yang lagi chatting, orang Cina yang lagi baca, filipino yang lagi mengobrol. Ada orang-orang Indonesia yang lagi ngos-ngosan bawa koper. Itu kami.

Siang pertama, kami mengisi perut di food court Central Mall, tak jauh dari hostel kami. Menu Mee Rebusnya enak. Yang kami takjub, pelayan restorannya tak memegang kertas dan bolpen saat kami memesan. Jadi, seberapa banyak kami memesan, ia mengingatnya. Tisu pun tak pernah disediakan di semua restoran. Apakah saking go-greennya mereka?

Setelah itu, kami berburu tiket terusan MRT untuk turis. Cukup mengeluarkan kocek 24$ plus 10$ untuk deposit, kita bisa berkeliling Singapura dengan MRT. Cukup melakukan sensor kartu. Tiit..

Sorenya, kami mengunjungi Science Centre. Di sana, segala wujud ilmu fisika membentuk permainan-permainan yang unik dan pintar. Dengan biaya sekitar 9$, kita bisa melihat semuanya. Setelah itu, kami ke Anchorpoint, sebuah mal di daerah Queenstown. Saya dan Tata, membeli dress murah meriah di Cotton On. Memang seperti anak kembar, kami membeli dress yang sama. Tentu ukurannya berbeda. He he..

Malam di hari pertama, saya terkena musibah. Serasa hidup di zaman dulu sebelum ada telepon. Pulsa habis, padahal saya janjian dengan beberapa teman di sana. Saya dan Edwin berencana bertemu Nora di depan Ion Plaza Orchard jam setengah 8. Ia sudah menunggu sejak jam setengah tujuh, dan ketika kami datang satu jam berikutnya, ia lenyap. Perut lapar mulai menggonggong. Kami pasrah dan menyeberang ke Lucky Plaza untuk makan mie sichuan.

Mi sichuan ditaruh di meja, sambal ditangan lekas tumpah karena mendapat sms kalau Nora ada di foodcourt Ion Plaza. Perasaan tak menentu saat makan. Mie dengan sambal super pedas jadi terasa hambar. Tak lama, saya berjumpa dengan seorang teman SMA di salah satu counter makanan. Satu sisi kaget, satu sisi senang ada teman yang bisa dipinjam Hapenya untuk mengirim sms.

Kekesalan terhapus begitu kami bersua. Sudahlah.. Namanya juga miskomunikasi.:)

Hari kedua, *maaf saya harus berhenti sampai di sini*nanti saya lanjutkan*

Empat Belas

Angka 14 buat saya bukan angka cinta-cintaan karena bertepatan dengan hari Valentine, atau cap go meh, atau apapun itu. Itu angka mati buat saya. Mati untuk menyelesaikan deadline di kantor majalah eve.

Seperti bulan lalu, tanggal 14 Februari. Bukannya asyik makan malam sama pacar, atau sibuk berdandan dan memilih film apa yang mau ditonton, saya berkutat di balik bilik meja kerja saya. Kerja di majalah, resikonya ya.. Tak pandang jam atau tanggal. Bisa dalam seminggu empat hari du luar kantor. Ya entah itu memenuhi acara undangan (kalau yang suka makan seperti saya harus berhati-hati), mewawancarai orang, atau mencari barang-barang untuk direview.

Bila semua materi sudah terkumpul, ya tinggal ngendok di bilik. Autis. Seperti Valentine lalu, saya lembur sampai jam 11 malam. Pacar dan teman baik saya datang menjemput. Tengah malam makan di warung tenda.

Lalu hari ini. Tanggal 14. Tepat di hari Senin. Tumben, anak-anak kantor cepat sekali pulangnya. Jam setengah enam sore sudah sepi. Untungnya saya weekend kemarin sudah begadang-begadang menyelesaikan sebagian besar artikel, jadi saya tak perlu lembur di kantor berlama-lama. Padahal tadi pagi, saya sudah menyiapkan mental untuk lembur di kantor. Plus pergi tanpa make-up sama sekali.

Oh iya, poin yang juga ingin saya share yaitu tentang how fast life runs when you're working in magazine. Pasalnya, otak saya itu selalu berpikir maju ke depan, at least sebulan ke depan. Seperti ini, sekarang bulan Maret, otomatis orientasi saya adalah mengerjakan artikel untuk bulan April, atau bahkan Mei. Begitu seterusnya. Seperti roda yang sedang berputar tapi harus dipegang. Tubuh kita jadi ikut berputar cepat. Semua ini bikin saya jadi lebih menghargai hidup.

Anyway, sekarang masih jam setengah delapan malam, saya sudah mandi dan menulis blog. Senang sekali rasanya punya waktu seperti ini. Sekarang, saya mau makan dulu di bawah.. Lalu semoga habis ini saya menulis blog lagi. :) *crossfingers*

Sunday, March 6, 2011

Chaos before the flight

Melepaskan kepenatan sejenak dari kehidupan nyata, tanggal 24-26 Februari 2011, saya melarikan diri sejenak ke Singapura. Bukan dalam rangka mencari kerja bak TKI, tapi sekedar memenuhu nafsu jalan-jalan sama Edwin, Tata, dan empat teman lainnya. Hanya saja, saya dan Edwin adalah orang yang ribet dalam segala urusan. Bahkan, mau melancong ke negara tetangga saja banyak urusan timpang tindih sebelumnya. Mari saya paparkan satu persatu.

Dua minggu sebelum berangkat..
Tata, sahabat saya yang cerewet berkali-kali mengingatkan saya untuk segera melaporkan nomer paspor ke maskapai penerbangan yang sering memberikan promo (ya betul penonton, Airasia!!). Dia mengomel bak genderuwo, “ampun deh gueee udah kayak emak lu aja. Gue sih nggak mau nungguin lu ye, bye-bye aja kalo lu ga bisa pergi.”

Segeralah saya meneruskan ke Edwin. “Tuuut.. Rumah kamu kan deket Airasia. Deket kantorku ada juga sih, tapi kan panas jalan siang-siang.. ” Kalimat pembuka itu sudah cukup jelas bukan saya meminta tolong apa? Malamnya, sepulang dari Airasia, Edwin bilang, “Pasporku udah nggak berlaku. Aku baru ke imigrasi buat perpanjang, selesainya tanggal 23.” “Whattttt?????” saya langsung nungging karena stress, mengingat penerbangannya tanggal 24.

Satu minggu sebelum berangkat..

Pagi-pagi, dapat kabar bahwa neneknya Edwin meninggal di Surabaya. Edwin harus cabut ke kampung halamannya hari Sabtu pagi. “Sampai kapan?” aku bertanya. “Rabu pulang.” “Whaaaat?????” saya nungging lagi, mengingat besoknya berangkat.
Untung Edwin dapat kesadaran dari surga langit ke-tujuh untuk pulang lebih awal, hari Selasa malam.

Satu hari sebelum berangkat..
Hari itu hari Rabu tanggal 23. Pagi-pagi, sudah kuteror Edwin untuk segera ambil paspornya dan melaporkan nomernya ke Airasia. Hari itu seharian saya bekerja di rumah. Tahu apa yang saya lakukan? Demi mendapat bahan tulisan mengenai teknologi beauty di majalah tempat saya bekerja, majalah eve, saya mendapat pencerahan. Saya mencari dokter kecantikan di Singapura untuk saya wawancara. Saya bikin janji, saya memebuat pertanyaan. Komentar teman-teman kantor, “rajin amat lo cuma tiga hari ke Singapur, malah nyari kerjaan!”

Hari itu juga, saya baru bertanya macam-macam ke Tata lewat Yahoo Messenger.
“Ta, besok kita si Singapura jalan ke mana aja?”
“Ta, gue wawancara dokter enaknya hari apa?”
“Ta, hostel kita di daerah mana?”
“Ta, koper batas beratnya berapa?”
“Ta, boleh bawa liquid?”
“Ta, lo bawa selimut ga?”
Semua itu dijawab dengan “gua tabok bolak balik ya hari gini baru panik nanya!”

Saya bekerja sampai sore, itupun sudah ngebut karena malamnya saya mau menonton pertunjukan Jakarta Love Riot di GKJ sama Edwin. Begitu jam enam sore, Edwin menjemput saya. Sebelumnya, dia bilang nggak sempat jemput saya karena dia masih sibuk menyelesaikan skenario. Taring-taring saya hampir muncul, untungnya dia menyerah dan tetap menjemput saya.

“Mana kopermu? Kan subuh nanti mau berangkat bareng dari sini.
“Nanti habis nonton kita ke rumahku dulu (di kelapa gading), ambil koper, lalu ke rumahmu lagi.”
“^%^*&(*&(*)(*.. Ok.”


Ketika nonton..

Di tengah pertunjukkan, jam 10 malam, teman kantor saya mengirimi saya bbm. Katanya ada satu rubrik artikel yang layout-nya belum saya cek. Gaswat, saya ada kemungkinan harus mampir ke kantor lagi. Untung saya selamat berkat teknologi I-phone-nya si pacar. Saya bisa mengecek layout lewat email. Alhasil, saya tak terlalu menikmati pertunjukkan.

Jam 12 malam sepulang menonton, ibu saya memberi titah saya dan Edwin harus segera ke Hotel Mulia mengambil makanan dari kakak saya yang lagi ada di sana. Dari sana, segera meluncur ke rumah Edwin (saya sudah sebut kalau lokasinya di Kelapa Gading?)

Jam 01.30..
Ok, Edwin bawa delapan biji kaos buat tiga hari. Saya bongkar lagi. Empat kaos cukup. Dia masukkin satu lagi. Lima, okelah. (saya aja cuma bawa tiga baju, saudara-saudara!). Packed. Ngobrol bentar sama papa-mamanya yang kita bangunin.

Jam 2.00
Ke 7/11 dulu belanja popmie, lalu ke rumah saya. Tiba-tiba, kacamata hitam andalan saya hilang. Matahari masih tidur tapi saya dan Edwin lagi heboh nyariin kacamata. Nggak ada kacamata, nggak ada Singapura! Akhirnya, keresahan terjawab. Kacamata sembunyi di tumpukan baju di kasur.
Edwin ngorok, saya masih mikir-mikir apa ada barang yang ketinggalan.

“Groook.. Zzzz.. Syuutt..”
“GROOOO..OOKK.. ZZZ.. SYUUUT…”
Ngoroknya makin besar. Makin saya malas tidur. Hiks.

Jam 3.30..
Supir saya datang siap mengantar ke bandara. Saya mandi. Tak lama, Tata datang.

Jam 04.00..
Edwin dan Tata berusaha menutup koper saya yang nggak tahu kenapa nggak bisa ditutup. Bongkar lagi, popmie dikeluarin. Kasihan, Edwin belum sempat gosok gigi.

Jam 4.10..
Pagar sudah dibuka, tinggal berangkat. Edwin masih sibuk ngambilin kue di kulkas.

Saya tak sangka, selamat juga sampai di airport.

*bersambung ke cerita jalan-jalan di Singapura. Enjoy! *