Yolody's Room

Sunday, February 26, 2012

Never Been Bitter

Honestly, I become a bitter person at least once in a month. The first reason is Pre-Menstruation Syndrome that we called PMS. I thought my hormones fight inside my body and compete to be the winner.

The other is because I got too much in mind. So, sometimes I need first-aid to blow up my patience while facing people. I need to hit my self first before throwing words into them. But once, I got it lost.

Today, my sister who lives in Germany phoned me and we fought. I dislike her when she cut and judged me when I haven't finish talking about my decision of something. And she said I was too emotional and seemed I didn't want to talk with her. I hate it when she compared me to other people.

One side, I'm sorry to be rude. Other side, I need to manage my own life without too much interruption.

Never been bitter inPMS days. *0*

Thursday, February 16, 2012

Walking in the Darkness, Literally.


Mereka tidak bisa melihat tapi tidak buta.
Mereka bergerak meraba-raba tapi tidak mati rasa.
Mereka akrab dengan gelap tapi tidak takut terang.
Mereka terlihat kurang tapi selalu merasa lebih.

Kita punya segalanya tapi tak pernah cukup.
Kita punya kelebihan tapi merasa rendah.
Kita bergelimangan kesempatan tapi selalu merasa kesempitan.
Kita bisa bergerak bebas tapi selalu mau dituntun.

Kenapa mereka yang tidak mampu melihat justru terlihat lebih bahagia?

Kenapa kita yang tampaknya berkuasa justru tidak pernah berterimakasih?

Bukan masalah dunia adil atau tidak adil, tapi soal bagaimana apresiasi kita terhadap diri dan nasib. Mereka bisa mengubah nasib dalam gelap, tapi kita menolak mengubahnya dengan berbagai alasan semu.

Masih senang beralasan juga?

*terinspirasi dari Mitra Netra Rubiks Club*

Wednesday, February 8, 2012

Home Sweet Home



Home Sweet Home


Untuk pasangan muda, memilih rumah berserta furniture sebagai isinya memiliki kesenangan sendiri. Selain berdiskusi dengan keluarga untuk menyesuaikan selera dekorasi Anda, juga harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.

Living room

Ruang tamu adalah salah satu ‘jantung’ rumah, di mana menjadi tempat bersantai dan berbincang dengan kelaurga maupun menjamu tamu Anda. Ciptakan suasana senyaman mungkin dengan paduan furnitur yang sesuai dengan selera Anda dan keluarga. Menurut Gregorius Supie Yolodi, arsitek dari Design Associate, hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah ukuran ruangan dan dimensinya. Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah tidak mengukur dengan pasti luas ruangan, jadi salah memilih ketika berada di toko perkakas. Langkah selanjutnya baru memilih model furniture apa yang sesuai.


Sofa, misalnya. Jumlah sofa tidak harus terpaku pada aturan kaku, misalnya 3-seater sofa, 2-seater, dan 1-seater. Anda cukup memiliki 3-seater sofa dan 1-seater. Mengenai warna, permainan tabrak warna (color blocking) juga berlaku untuk furniture. Ruang tamu akan lebih beraksen bila salah satu sofa Anda berwarna krem dengan bantal berwarna ungu, dan sofa lainnya juga berwarna ungu. Selain itu, rug atau karpet yang diletakkan di bawah sofa dan meja juga berperan penting, gunanya untuk membatasi area ruang tamu dengan gaya yang chic.


Bedroom

Tempat Anda beristirahat setelah beraktivitas seharian dan menjadi tempat Anda melakukan hobi sebaiknya dibuat rileks dan personal. Menurut Supie, kelengkapan kamar yang harus terpenuhi untuk perempuan adalah wardrobe dan meja rias. Model dan desain furnitur dalam ruang tidur usahakan senada, tapi tak ada salahnya juga bila sedikit bermain warna dan bentuk. Meja rias mungil bergaya vintage yang dilengkapi cermin dan laci bisa mempercantik suasana ruang wardrobe.



Kemudian, Anda juga perlu memperhatikan kebiasaan ketika sebelum tidur dan setelah bangun. Apakah Anda suka membaca buku atau minum air putih? Letakkan meja kacil atau nakas di sisi tempat tidur Anda. Perhatikan lighting di area membaca dan kamar secara keseluruhan. Bila perlu, tambahkan lampu baca bergaya antik di atas nakas tersebut.


Dining Room

Sebaiknya Anda mempertimbangkan multifungsi dari sebuah ruang makan, apalagi bila rumah Anda bergaya minimalis. Selain untuk makan, ruang makan bisa digunakan untuk rapat, belajar, atau mengobrol santai dengan lebih intim. Hal yang penting adalah kenyamanan kursi, pilih tekstur yang nyaman dan model yang sesuai. Kursi jenis accupuncto bisa menjadi salah satu pertimbangan yang bisa dipilih untuk kursi makan di rumah bergaya minimalis.


Pemilihan kursi tidak terpaku pada jenis tertentu, hanya saja harus dipilih yang bersifat ergonomis, yaitu bisa menyesuaikan bentuk tubuh ketika duduk agar tidak membuat letih. Apabila Anda menginginkan nuansa mewah, pemilihan furnitur klasik moderen dengan meja kayu berbentuk bulat dengan kursi empuk berukuran agak besar bisa menjadi pilihan. Namun, tetap perhatikan ukuran ruang makan, jangan sampai ukuran meja dan kursi menghabiskan seluruh tempat. Selain itu, pencahayaan yang cukup terang juga menjadi krusial.



Tips cerdas belanja furnitur

  • Hitung dengan rinci budget yang Anda miliki untuk furniture baru. Pertimbangkan dengan baik apa Anda benar-benar membutuhkan furniture baru untuk menggantikan yang lama?
  • Lakukan survey harga di berbagai toko furnitur supaya tidak terkecoh dengan promosi diskon semata.
  • Bila Anda membeli furniture kayu, berikan pelapis kayu yang tepat sesuai kebutuhan. Politur, melamine, polyerethan, cat duco, veneer, laminate, tacon, atau PVC? Anda bisa tanyakan dengan konsultan di toko perkakas.
  • Perhatikan bahan material sofa. Bahan kulit cocok untuk ruangan ber-AC, sedangkan microfiber bisa menyesuaikan dengan udara panas dan harganya terjangkau.
  • Cek kualitas sofa. Bila tingkat kekenyalannya rendah dan menggunakan busa campuran, akan membuat posisi duduk tidak nyaman.
  • Secara keseluruhan, Anda bisa mengkombinasikan gaya modern country furniture dengan vintage, atau gaya mid-modern furniture dengan Japanese style.


Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda sekeluarga, dan selamat berburu furnitur!



--Faye Yolody

Photo Source: www.kagozi.com


(Dimuat di Harian Media Indonesia 16.12.11/Katalog Belanja)

Asli atau Palsu



Asli atau Palsu


Melihat jajaran produk fesyen di etalase dengan harga selangit memang sangat menggiurkan, apalagi bila barang tersebut bisa kita miliki. Tapi.. Bila ada barang yang amat mirip dengan harga miring, apakah Anda tertarik?


Bila kita mengunjungi pusat-pusat grosir di kota besar seperti Jakarta, banyak sekali produsen tas yang menjual tas kulit bermerek mewah, mulai dari Louis Vuitton, Gucci, Balenciaga, Coach, sampai Tod’s. Modelnya pun lengkap, ada long shelved bag, sling bag, tote bag, dan clutch.


Seringkali yang jadi pertimbangan pembeli adalah gaya dan harga yang terjangkau. Masalah barang tersebut merupakan KW Super, KW 1, maupun KW 3 dianggap beda urusan. Karena dilihat dari mata awam, tampilan fisik tas hampir tidak ada bedanya dengan yang asli. Hal itu membuat beberapa selebriti Hollywood pun pernah memakai tas tiruan, seperti Britney Spears dengan purse Chanel ‘palsu’nya, dan Nicole Richie dengan tas Balenciaga tiruannya.


Menurut Juli Wirjanty, Public Relation Louis Vuitton Indonesia, produk-produk tas yang dijual di butik selalu mengedepankan kualitas produk, mengusung filosofi di baliknya, serta servis yang baik kepada setiap pelanggan. Ia yakin, biarpun aksi peniruan produk banyak sekali dijumpai, kepuasan dan keuntungan yang diterima pelanggan tidak akan terkalahkan apabila memakai tas yang asli.


Soal kualitas produk, Juli menyebutkan ada banyak range produk tas dengan ciri khas masing-masing bahan, salah satunya bahan monogram canvas. Lainnya diikuti dengan jenis genuine leather yang bervariasi. Tentu, semakin tinggi kualitas kulitnya, semakin mahal pula harganya.


Menurut sebuah artikel di www.fashion-era.com, keberadaan bisnis pemalsuan tas di Inggris cukup sukses berkembang, bahkan mendapat porsi 7-10% dalam dunia perdagangan. Kebutuhan akan memiliki tas branded cukup tinggi, dan secara sadar ataupun karena ketidaktahuan, banyak dari mereka yang membeli tas tiruan yang secara kasat mata tidak ada bedanya dengan yang asli. Pembajakan ini sangat merugikan design house yang menjual tas asli di negara tersebut.



Sementara dalam situs The Wall Street Journal, Elizabeth Bernstein, seorang Luxury Goods Expert, berpendapat bahwa industri pemalsuan produk khususnya dalam hal fashion telah meregenerasi dan lebih maju. Terlihat dari mereka menggunakan bahan dasar yang berkualitas dan membuat elemen kecil seperti ritsleting dengan lebih teliti, menyebabkan sulitnya menilai barang tersebut asli atau palsu.



Guna meminimalisasi risiko itu, Elizabeth memberi beberapa saran, yaitu:

  1. Belilah produk langsung dari butik resminya atau di department store yang direkomendasikan langsung oleh pihak butik.
  2. Apabila membeli produk second hand secara online, cek dan ricek surat-surat bukti atau sertifikatnya. Pastikan juga peroduk tersebut bergaransi resmi.
  3. Cek situs online penjualan produk mewah pada bagian Frequently Asked Questions (FAQ), seringkali link tersebut terdapat kata-kata yang salah pada situs yang tidak terpercaya.
  4. Hati-hati dengan diskon. Produk mewah jarang sekali memotong harga penjualannya, apalagi diskon yang ditawarkan lebih dari 25%.


Di sisi lain, jenis barang yang juga menjamur dagangan tiruannya adalah sandal berbahan karet yang menjual kenyamanan kaki si pemakai juga banyak ditiru, seperti merek Crocs dan FitFlop. Kita bisa menjumpai produk tiruannya di mana-mana dengan harga yang sangat murah. Ada pula sandal yang dijual melalui internet dengan motif bahwa barang-barang tersebut bukan tiruan, melainkan sisa produksi.


Secara umum ada perbedaan-perbedaan signifikan dalam sandal karet yang original dan KW, tapi seringkali terlepas dari penglihatan kita. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Hangtag pada sandal asli tercantum informasi yang jelas mengenai warna, lokasi produksi, ukuran, dan barcode. Keterangan warna pada hangtag dan warna fisik sandal haruslah sesuai. Sedangkan pada sandal KW biasanya hanya ada keterangan merek pada hangtagnya.
  2. Ada perbedaan pada kondisi fisiknya walaupun sangat sedikit, misalnya pada pengaitnya, atau tulisan pada telapak sandalnya.
  3. Warna logo pada sandal asli lebih cerah dibandingkan logo pada sandal KW.
  4. Kualitas karet yang empuk akan terasa ketika dipakai. Hal ini mempengaruhi segi kenyamanan kaki saat memakai sandal.
  5. Finishing touch akan sangat terlihat ketika menjajarkan sandal asli dan KW. Garis atau ornamen pada sandal KW biasanya terlihat kasar dan kurang rapi.



Nah, silakan tetapkan keputusan Anda, ingin memihak produk tiruan atau yang asli?



--Faye Yolody

(Dimuat di Harian Media Indonesia 21.10.11/Katalog Belanja)


Ajari Anak Belanja Bijak


Ajari Anak Belanja Bijak


Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Orang tua perlu mengetahui apa saja yang buah hati Anda butuhkan. Ketahuilah, kebiasaan belanja yang Anda lakukan bisa menular pada sang anak. Karenanya, perhatikan beberapa hal berikut supaya di samping kebutuhan terpenuhi, anak Anda juga berlatih bertanggung jawab.


Dos:

  • Sebelum memasuki Taman Kanak-kanak, ajarkan pada anak untuk membedakan kebutuhan dan keinginan. Misalnya, ajak dia menentukan prioritas dalam belanja, antara makanan atau mainan.
  • Memasuki usia sekolah, ajarkan anak menabung semenjak dini dan mengatur uang jajannya per minggu. Apabila uangnya habis sebelum waktunya, ajak dia berpikir mencari jalan keluar, misalnya membawa makanan dan minuman dari rumah atau absen belanja sampai akhir pekan.
  • Ketika anak beranjak remaja, tentu ingin memiliki kamar tidur pribadi untuk melakukan hal-hal yang disukainya. Ajak dia berdiskusi apa saja yang ia butuhkan, lalu carilah furnitur bersama-sama. Pilihlah laci, meja, atau kursi yang mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu.
  • Berikan penjelasan soal iklan TV. Ajari anak untuk tidak mudah tergoda dalam melihat produk dan pengetahuan di dalam iklan, serta diskusikan baik-buruknya iklan tersebut.
  • Sekali-kali, ajak anak Anda mencuci mata ke mal tanpa membeli apapun. Berikan pengertian bahwa berjalan-jalan bukan berarti harus menghamburkan uang untuk berbelanja.


Don’ts:

  • Mendudukkan anak Anda di troli di sebuah supermarket, sementara Anda sedang seru berbelanja tanpa mengawasi anak Anda setiap saat.
  • Ketika Anda mengajarkan anak untuk berhemat dan melarangnya membeli barang yang tak dibutuhkan, justru Anda menghambur-hamburkan uang belanja untuk membeli baju, majalah, DVD, sepatu, dan sebagainya.
  • Menghadiahi uang setiap kali anak Anda mendapat nilai bagus. Hati-hati, jangan sampai ia salah menangkap motivasi: supaya mendapat uang dari Anda.
  • Terperangkap dengan diskon pada sepatu untuk anak, padahal baru seminggu lalu Anda membeli dua pasang sepatu baru untuknya.
  • Mengalah pada rengekan anak. Apabila Anda ‘menyerah’ saat anak Anda merengek-rengek untuk minta diajak ke mal atau meminta barang dengan memenuhi keinginannya, maka kebiasaan itu akan menempel di dirinya.



Yuk, intip bagaimana gaya selebriti-selebriti Hollywood ini ketika berbelanja untuk anak-anaknya.

Katie Holmes & Suri Cruise

Sasangan selebriti Katie Holmes dan Tom Cruise menggandeng desainer dunia seperti Mark Jacobs dan Christian Loubotin untuk mendesain sepatu khusus milik puterinya, Suri Cruise. Anak perempuan berusia empat tahun ini memiliki koleksi sepatu senilai $200.000, dan seringkali menjadi stylist pribadi orang tuanya. “Suri sering menyuruh saya memakai sepatu tertentu dan memilihkan baju untuk Tom. Ia punya selera fesyen yang bagus,” ungkap Katie. Selain belanja fesyen, Katie dan Suri seringkali tertangkap kamera paparazzi dengan troli penuh barang belanjaan seperti bunga, buku-buku, dan makanan.


Victoria Beckham and Kids

Ketika sang suami, David Beckham pergi ke luar kota untuk memenuhi kewajibannya sebagai pemain sepak bola, Victoria senang menghabiskan waktu bersama anak-anaknya, Brooklyn, Romeo, Cruz, dan bayi perempuannya, Harper Seven. Victoria mengantarkan anak-anak lelakinya pergi ke gym, lalu mengajak Harper yang baru berusia beberapa minggu di dalam gendongannya untuk berbelanja fesyen. Jadi, keluar masuk butik Prada merupakan hal yang biasa untuk Harper. Bahkan, bulan September lalu, Victoria membawa dirinya ke acara Mercedes-Benz New York Fashion Week. Bisa dibilang, destinasi fesyen merupakan perkenalan dunia pada Harper semenjak kelahirannya.

Madonna and Lourdes

Pasangan ibu-anak, Madonna dan Lourdes tampak sangat dekat seperti teman. Cara berpakaian Madonna yang sangat fashionable menjadi panutan Lourdes, dan mereka berkolaborasi dalam menjalankan clothing line milik Lourdes, Material Girl. Karena bentuk tubuh mereka yang sama-sama ramping, tak jarang Madonna meminjam dan memakai baju-baju milik Lourdes yang masih remaja itu.


Angelina Jolie, Brad Pitt & Six Kids!

Bagi Angie, Brad Pitt, dan keenam anaknya, belanja bahan-bahan makanan di akhir pekan adalah surga. Maddox (9), Zahara (6), Pax (7), Shiloh (4), serta si kembar Vivienne dan Knox (2) bersama kedua orang tuanya gemar berjalan kaki ke pusat perbelanjaan, semisal di Verti Marte Deli, New Orleans. Malamnya, mereka memasak bersama di rumah, dan adalah anak yang paling jago memasak, bahkan dibandingkan dengan Angie. Selain belanja makanan, pemeran utama film Tomb Rider ini juga suka membawa semua anaknya belanja mainan dan mengawasi mereka ketika bermain.


--Faye Yolody
(Dimuat di Harian Media Indonesia 25.11.11/Katalog Belanja)

***

All Hail Foodism!


All Hail Foodism!

From conventional kitchens to food laboratory: how we celebrate the art
and craft of great cooking.
 

Jutaan tahun lalu manusia purba memakan tumbuh-tumbuhan yang mereka makan tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sedangkan untuk hasil buruan seperti ikan dan daging mereka terbiasa mengolah dengan cara sederhana seperti menyimpan makanan mentah dalam lubang lalu dibakar.


Teknik pengolahan makanan terus berkembang dengan kemunculan berbagai teknologi dan inovasi yang ditemukan dari seluruh penjuru dunia. Kini, banyak sekali teknik pengolahan masakan yang menghasilkan tampilan yang berbeda. Yang perlu diketahui juga adalah istilah-istilah seputar tata boga dan tips soal memasak yang bisa diterapkan sehari-hari. Vindex Tengker, seorang chef hotel berbintang, dan Arie Parikesit, moderator komunitas kuliner Jalansutra akan membaginya untuk Anda.


Food Technology

Terbayangkah memasak dengan menggabungkan ilmu kimia dan fisika, bak kegiatan meracik ramuan di sebuah laboratorium? Teknik itu disebut Molecular Gastronomy. Dapur seakan-akan menjadi sebuah laboratorium, karena dalam proses memasaknya, butuh kemampuan menakar bahan-bahan yang presisi. Semisal adalah pembuatan buah zaitun diolah dan dijadikan liquid. Ada lagi carrot caviar, penyajian wortel berwujud seperti bubble. Tokoh chef dunia yang ahli dalam menggunakan teknik ini adalah Ferran Adria dari restoran El Bulli di Spanyol.


Lainnya adalah teknik Desconstructed, cara kreatif untuk mengubah menu makanan tapi dengan tetap memakai bahan-bahan yang sama. Contohnya seperti bahan-bahan untuk membuat minuman blood mary, tapi disajikan dalam bentuk salad. Tentunya dibutuhkan kemampuan tersendiri bagi chef bila ingin menggunakan kedua teknik tersebut.


Dua cara lainnya yang lebih sederhana namun mampu menciptakan rasa dan tekstur yang berbeda menurut Arie adalah crusted dan sheer. Crusted biasanya dilakukan ketika mengolah daging atau ikan. Pertama-tama wijen, ketumbar atau lada sechuan pada seluruh permukan daging, kemudian dipanggang. Tujuannya agar daging menjadi berkerak dan teksturnya berbeda. Sedangkan teknik sheer serupa, hanya saja awalnya daging atau tuna digoreng dahulu tanpa minyak sebelum dipanggang. Hasilnya, daging tersebut akan crispy di bagian luar dan juicy di dalam. Contoh menu makanan yang dihasilkan dari teknik sheer ini adalah Sheer Tunaloin.


Travel Around the world

Teknologi industri kuliner termasuk cepat perkembangannya, namun tak sepesat teknologi industri lainnya. Teknologi kuliner yang berkembang 20 tahun lalu masih terhitung cepat. Lantas, secepat apakah Indonesia akan menyerap teknologi tersebut? Menurut Arie, Indonesia akan lama mengadopsinya, karena masyarakat masih menganggap makanan adalah suatu kebutuhan untuk mengenyangkan perut, bukan tampilannya. Padahal, orang-orang barat dari Eropa dan Amerika, di mana teknik kuliner berkembang, sangat mementingkan estetika makanan dan tak bermasalah dengan porsi yang kecil.


Sedangkan menurut Vindex, masyarakat Asia termasuk Indonesia masih suka menggunakan alat memasak tradisional seperti cobek dan tungku. Oleh karena cara memasak mereka yang lebih bermain dengan bumbu dan rempah-rempah. Selain itu orang Asia terikat dengan sejarah masa lampau, dan itulah mengapa mereka menjaga citarasa makanan tradisional, termasuk cara pengolahannya.


Vindex mencontohkan semisal orang Korea yang suka menyimpan makanan karena pada masa itu kehidupan serba sulit. Akhirnya, mereka menjadikan makanan itu sebagai masakan tradisional. Berbeda dengan Jepang yang kaya dengan aneka makanan ikan segarnya. Menurut Vindex, hal ini karena Jepang memiliki kekayaan laut yang luar biasa sehingga bisa diolah dengan berbagai cara yang menarik.“Biarpun begitu, bangsa Eropa dan Amerika banyak yang menggunakan rempah-rempah dari Asia karena dianggap eksotik, seperti lemon grass, jahe, dan laos,” tambahnya.


The Philosophy of Food

Banyak makanan menyimpan sejarah dan filosofi menarik di balik tampilannya. Seperti nasi tumpeng dengan bentuk seperti gunung dan lauknya berlimpah di bawahnya. Itu adalah lambing kesejahteraan yang melimpah ruah. Lain lagi dengan masakan Bali yang mencampurkan hampir seluruh rempahnya. Semua komponen ada dalam masakan mereka karena mereka percaya mereka harus menyerahkan kekayaan yang ada di tanah mereka kepada Tuhan. Makanan Bali juga kaya dengan unsur warna untuk melambangkan keberadaan api, air, udara dan tanah.


Selain itu, menurut Arie Parikesit, contoh lain makanan yang menyimpan cerita di balik tampilannya adalah hotdog. Awalnya Imigran Jerman membawa sosis ke Amerika dan menjualnya di pinggir jalan, sehingga orang-orang bisa makan sambil berjalan. Namun karena panas ketika dipegang dengan tangan, sosis tersebut dijepit dengan roti. Bahkan, hotdog yang kita kenal sekarang sudah dilengkapi sayuran di dalam rotinya.


Tips dari Vindex Tengker:

  1. Selalu jaga rasa bahan utama masakan. Rasa dari bahan utama harus ditonjolkan, bumbu lain berperan untuk mekengkapi rasa tersebut, bukan menghilangkan.
  2. Cara memotong daging dan tuna harus melawan arah alur daging supaya tekstur daging lembut dan tidak keras saat dimakan.
  3. Kurangi pemakaian zat pewarna. Gunakan bahan-bahan yang berkualitas dan natural.
  4. Simpanlah makanan mentah maupun matang di bawah suhu 5°C. Apabila makanan masih panas, dinginkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan dulu ke dalam kulkas


Tips dari Arie Parikesit:

1. Jangan simpan telur di dalam kulkas karena kulitnya bisa menyerap bau-bau dari makanan lain. Paling baik, cuci dahulu telurnya lalu simpan di dalam karton atau kardus.

2. Jangan gunakan sambal botol berlebihan ketika memasak atau makan karena akan merusak rasa. Kenali setiap rasa dari bahan masakan kita, seperti bawang, olive oil, dan lainnya.

2. Hindari cross-contamination. Selain memisahkan daging mentah dari makanan lain di dalam kulkas, bedakan juga talenan untuk memotong daging, buah dan sayuran.



Cooking Dictionary

Berikut adalah beberapa istilah tata boga yang layak diketahui oleh pembuat maupun menikmat masakan.

1. Misen place : dapur yang menjadi tempat chef menyiapkan bahan dan ‘meracik’ resep.

2. Rotiserrie : teknik membakar daging ayam, atau babi yang masih utuh ditusuk dengan kayu atau batang. Cara membakarnya bisa dengan api unggun atau di dalam oven.

3. Menggoreng berdasar kadar minyak;

Deep frying : menggoreng dengan minyak banyak;

Pan frying: menggoreng dgn minyak sedikit;

Shalow frying: menggoreng dengan minyak seminimal mungkin.

4. Stir frying: mengoseng

5. Teknik memotong bawang dan sayur;

Jullienne: teknik memotong dengan bentuk seperti panjang dan tipis; Parisienne: teknik memotong dengan bentuk kotak seperti dadu

6. Marination: Proses merendam bahan masakan sebelum diolah, biasanya diberi perasan lemon, vinegar, wine, atau lainnya.


N

Niboshi: ikan sarden baby Jepang yang digoreng dan dijadikan snack. Selain itu, niboshi juga bisa dipakai sebagai perasa pada miso soup.


O

Orzo: Sejenis pasta yang berbentuk seperti butiran nasi.

 
P
Parfait :Dalam bahasa Perancis artinya "sempurna". Untuk mendeskripsikan kelembutan busa yang tercipta dari dessert/ makanan pencuci mulut yang terbuat dari krim, telur dan aroma vanili/lainnya.


Q

Quesadilla : Tortila jagung yang berasal dari Meksiko, paling banyak berisi keju cair. Makanan ini biasa disajikan dengan dilipat berbentuk seperti bulan setengah.


S

Sorbet: makanan pencuci mulut yang manis berupa frozen dessert terbuat dari paduan air dan buah. Susu tidak dikenal dalam pembuatan sorbet.


T

Table d’hote: Susunan menu hidangan lengkap mulai dari Appetizer, Main Courses, dan Dessert, namun jumlah jenis makanannya terbatas, gunanya untuk memudahkan kita memilih. Table d’hote diletakkan di atas meja saat jamuan makan di hotel ataupun restoran.


U

Unsaturated fats: Lemak baik yang berasal dari tumbuhan dan memiliki tekstur cair. Terbagi menjadi monosaturated fat, yaitu olive oil dan canola oil, sedangkan polysaturated fat adalah corn oil, sunflower oil, dan sesame oil.



V

Veal: Daging sapi yang diolah dan berasal dari anak sapi berumur tidak lebih dari delapan bulan.


W

Water bath: Istilah bahasa Prancisnya adalah ‘bain marie’. Water bath adalah teknik menghangatkan bahan makanan dengan wadah yang diletakkan di atas didihan air. Teknik ini biasanya digunakan saat melelehkan cokelat atau membuat custard.


X

XXX, XXXX, 10X: indikator tingkat kehalusan gula bubuk. Semakin tinggi jumlah ‘X’-nya, semakin bagus halus butirannya.


Y

Yarrow : Pewangi pada makanan berupa bunga atau dedaunan, biasanya digunakan untuk omelet dan salad.


Z

ZEST: Mengupas kulit terluar buah citrus dengan menggunakan pisau atau alat pengupas.


--Faye Yolody & Siksta Alia

Foto: thinkstockphotos


(Dimuat di Media Indonesia Magazine for Ipad/edisi 1)

***



Tuesday, February 7, 2012

Keeping Indonesia Alive-- Jay Subyakto

 


Keeping Indonesia Alive


Indonesia needs more people like Jay Subyakto, who embraces his mission to keep Indonesia’s traditional art and culture alive through his works.


Penampilannya sederhana, mengenakan kaos dan celana panjang yang serba hitam, lengkap dengan jaket yang dibordir lambang bendera merah putih. Dari dalam dirinya mengalir darah seni dan ide untuk mengangkat derajat negara Indonesia bergulir tiada henti melalui karyanya. Banyak hal yang patut dijadikan inspirasi orang-orang baik muda maupun tua dari seorang Jay Subiakto.


Blast from the past

Persis 20 tahun yang lalu, Jay hanyalah seorang mahasiswa jurusan arsitektur di universitas negeri terkemuka di Jakarta. Serpihan ilmu eksak dari perguruan tinggi ia kumpulkan untuk digunakan di masa depan kelak, namun bukan untuk menjadi seorang arsitek. Niatnya agar ia mengerti teknik untuk mendukung ambisinya di bidang seni.


Teman seperjuangannya dari kuliah adalah seorang komposer Indonesia, Erwin Gutawa. Selepas kuliah, mereka berdua lantas memulai karir di sebuah stasiun TV swasta. Sewaktu itu Jay bertanggung jawab untuk menayangkan program-progran TV yang masih ala kadarnya. Setahap demi setahap, ia belajar bagaimana menggunakan kamera TV dan mengedit.


Jay yang sudah yakin akan ketertarikannya pada dunia audio visual, membantu Erwin menggelar konser bandnya saat itu yang bernama Karimata, sebagai desainer lightingnya. Selanjutnya, bukan sebuah kebetulan mereka memiliki misi yang sama untuk menyelenggarakan konser untuk artis-artis Tanah Air yang berprestasi.


Pencapaian Jay berbuah di tahun 1994 melalui konser almarhum Chrisye yang pertama, di JCC Plenary Hall Jakarta. Tak semudah membalikkan telapak tangan, saat itu berbagai pertentangan berbagai pihak ia hadapi. Konser tersebut dinilai akan gagal, namun ia terus mempertahankan rencananya. Hasilnya, penjualan tiketnya bagus dan konsernya sukses. Namun sayang, euforia keberhasilan hanya ia nikmati sesaat, karena selama enam tahun Jay mengalami stagnansi dalam pekerjaan sehari-harinya.


Kembali, ia dipercaya untuk menggelar konser Chrisye yang kedua ’Badai Pasti Berlalu’ di tahun 2000. Merasa dirinya harus berkembang dan melanjutkan karya sesuai idealismenya, pria yang bernama lengkap Agara Wijaya Subyakto ini memutuskan keluar dari stasiun TV tersebut. ’’Industri televisi saat itu mulai bergantung pada rating, tak lagi mengutamakan program-program berkualitas, menurut saya itu pembodohan namanya,’’ ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, proyek-proyek konser berikutnya menyusul, mulai dari Ruth Sahanaya, Krisdayanti, 3 Diva, Rockestra (band Dewa, Slank, dan Gigi), sampai Anggun. Dari sanalah, nama seorang Jay Subiakto terdengar secara luas di dunia entertainment, lengkap dengan embel-embel idealismenya: hanya ingin menyelenggarakan konser khusus artis Indonesia.


My Father

Ada seseorang yang sangat memberinya inspirasi dan membuatnya menjadi seorang yang nasionalis, yaitu sang ayah. Jay mengakui, walaupun ayahnya adalah kepala staf tentara AL dengan citra yang kaku dan serius, tapi ternyata sangat mencintai seni. Sedari masih di kandungan, Jay sudah berkeliling dunia sementara ayahnya bertugas dinas. Lantas apa saja yang diajarkan sang ayah sehingga pria yang dilahirkan di Turki ini memiliki kecintaan yang tinggi terhadap Indonesia?


’’Ayah saya selalu bilang bahwa jangan pernah menganggap negara Barat paling hebat dan saya harus mencintai Indonesia,’’ ungkap pria yang menyukai fotografi ini. ’’Semisal saat saya ke Amerika, ayah memperlihatkan betapa ada perbedaan warna kulit yang sangat mencolok dan orang-orangnya individual. Kalau tidak masuk sekolah, tak akan ada teman yang meminjamkan catatan untuk saya,“ lanjutnya.


Proses transisi dari Jay junior ke masa dewasa, menggiringnya ke keputusan memilih karir. Dalam hidup, ayahnya membebaskannya untuk menjadi apa saja, asalkan Jay harus memiliki gelar sarjana dan mengenyam ilmu eksak yang akan berguna di kemudian hari. Itu juga yang membuatnya mengambil jurusan arsitektur di bangku kuliah.


Keputusannya untuk menjadi seorang sutradara dan penata artistik di dunia entertainment serta merta juga dilakukan sesuai pedoman sang ayah. “Ayah saya bilang, “bagaimanapun yang terbaik adalah negeri kamu, dan kamu akan dihargai orang ketika idemu orisinil dan berasal dari negerimu sendiri,” ” katanya seraya menirukan ucapan sosok inspirasinya itu.


Move. Create. Satisfy

Menjadi orang yang sering merasa bosan bisa menjadi hal yang positif untuk Jay. Dengan segala talenta yang ia miliki di bidang seni, Jay tidak hanya terpaku pada satu profesi, karena hal itu akan menimbulkan kejenuhan. Di samping menjadi produser, sutradara video klip dan iklan, Jay juga menjadi penata artistik teater musikal yang baru-baru ini dipentaskan yaitu ‘Matah Ati‘ dan ‘Musikal Laskar Pelangi‘.


Dalam musikal Matah Ati, Jay berkontribusi dalam memasukkan unsur wayang orang sebagai bentuk kebudayaan Indonesia. Kebudayaan wayang yang dipandang sebagai budaya yang kaku oleh para generasi muda, dimodifikasi tanpa menghilangkan pakem yang ada, lalu dijadikan format musikal. Menanggapi ketakutan pertunjukan tersebut tidak akan diminati di Indonesia, Jay melakukan strategi khusus. “Orang Indonesia kebanyakan lebih menyukai karya luar negeri. Jadi, Matah Ati dipentaskan dulu di Esplanade Singapura, dan ternyata responnya bagus sekali, setelah itu baru dipentaskan di sini,“ ungkapnya.


Dalam mempersiapkan Musikal laskar Pelangi pun, Jay bersama Toto Arto, Mira Lesmana, Riri Riza, Erwin Gutawa, dan Hartati menyatukan misi untuk menyebarluaskan isu krusial yang terjadi di Indonesia, yaitu masalah pertambangan dan imbasnya pada masyarakat, seperti yang diceritakan dalam novel Laskar Pelangi. Kemasannya dibuat semenarik mungkin melalui warna musik, koreografi, akting, sampai set panggungnya. ‘‘Dalam berkarya, yang penting buat saya adalah kepuasan diri ketika orang lain puas ketika menonton, jadi mereka pulang tidak hanya sekedar terhibur,‘‘ papar pecinta nasi liwet ini.


I’m not an artist

Di mata publik, Jay Subyakto dikenal sebagai seorang seniman Indonesia yang produktif berkarya sejak tahun 90an hingga kini. Tapi, ia justru merasa enggan bila disebut seniman. ‘‘Seniman itu kan orang yang hebat sekali, sementara saya hanya ada di belakang layar, membantu mengemas format acara para seniman itu,“ kilahnya. Lantas, apa kunci yang membuatnya selalu bisa berkarya dari masa ke masa, sementara banyak generasi-generasi baru di dunia entertainment?


Jay mengakui dirinya sangat selektif dan tidak terlalu sering mengerjakan proyek. Ia selalu mempertimbangkan siapakah yang mengajaknya bekerja sama. Apabila ada tujuan pribadi dan yang tidak sesuai dengan prinsipnya, ia akan menolak untuk bekerjasama. ‘‘Saya tipe yang tidak sering menjalankan proyek, tapi sekali bekerja, persiapannya akan panjang supaya hasilnya bagus,“ jelasnya. Soal pemasukkan honorpun ia tidak ambil pusing. “Saya tidak terlalu memikirkan uang ketika bekerja. Kalau kita tidak merasa cukup, sampai kapanpun uang akan selalu kurang,“ lanjutnya.


Karena itu Jay sangat menghargai keluarganya yang mengerti profesinya ini, walaupun tidak menghasilkan uang berlimpah, yang terpenting adalah ketika bekerja perasaannya senang. Apalagi menurutnya, kesenian adalah salah satu sarana untuk membangun negara.


Ia mencontohkan negara lain yang sukses membuat pertujukan broadway, juga patut kita perhatikan. Katanya lagi, Indonesia juga harus membuat suatu format seni pertunjukan yang baru, bukannya justru mengadopsi musikal broadway, seperti yang sekarang ini sering dilakukan di sekolah atau universitas di Indonesia. ‘‘Coba misalnya yang memerankan tokoh Cinderella itu orang Indonesia, ya nggak cocok. Sama halnya kalau bule jadi gatot kaca,‘‘ ungkapnya.



What’s next?

Ada beberapa impian yang masih ingin dicapai dalam hidupnya, di antaranya yaitu membuat film soal alam Indonesia, dengan konsep yang menurutnya belum pernah dibuat di Indonesia. Konsentrasinya adalah pada permainan audio visual, tanpa bergantung pada dialog naskah.


Sementara itu, ia juga sedang mengerjakan buku foto bersama beberapa temannya. Isi bukunya di samping mengenai keindahan alam, juga mengangkat soal kerusakan alam yang diakibatkan oleh manusianya sendiri. Buatnya, sungguh ironis bila yang diperlihatkan hanyalah keindahan alam Indonesia semata, padahal ada banyak isu lingkungan yang seharusnya diperlihatkan ke masyarakat dan cepat ditangani.


Di samping itu untuk memajukan industri kesenian, Jay berpartisipasi untuk menjadi konsultan pembangunan gedung pertunjukkan baru di Bali di waktu mendatang. Ayah dari seorang anak yang bernama Kaja Anjali ini mengidolakan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Bali, karenanya apabila gedung pertunjukkan tersebut terealisasi, ia berharap bisa menjadi wadah untuk mempertahankan kebudayaan di sana. ‘‘Tentu tak hanya di Bali, tapi kota-kota besar di Indonesia harus mengikuti jejaknya dengan menyediakan fasilitas kesenian yang layak untuk masyarakat,“ katanya.


Pada intinya, semua karya yang Jay hasilkan sepenuhnya berdasarkan moto hidupnya, yaitu kenapa tidak kita membuat sesuatu yang positif dan tidak terpikir oleh orang lain.

--Faye Yolody

Photos: Panca Syurkani

(Dimuat di Media Indonesia Magazine for Ipad/edisi2)

***