Pagi ini, saya nggak bisa bangun.. Mimpi buruk tentang teman saya melanda tidur, tapikok rasa-rasanya malah saya menolak untuk bangun dan berharap cerita kelanjutannya yah. Sempat terbangun karena alarm di seberang sana, tapi yang ada hanya matiin alarm dan melanjutkan mimpi. He he he..
Akhirnya, angka 8 memang angka keberuntungan, di mana jam 8 teng saya bangun. Ha ha.. tapi nasib, pagi-pagi ditinggal supir, jadilah saya harus menangkap bis!
Di bis, biasa lah pengemis cuap-cuap (mau cuap-cuap apapun intinya dia ngemis kan..)
"Di jakarta nggak ada yang nggak mungkin. Kalau saya mau menjabret bisa aja, nggak ada yang nggak mungkin.. Saya nggak mau merugikan orang, karena saya juga nggak suka dirugiin.."
Dalam hati, kalo tu orang nyamperin gue minta duit,gue udah siap-siap bilang "kalau di Jakarta nggk ada yang nggak mungkin, ya situ usaha apa kek. Jaga toko kek, jadi tukang sapu, kek.."
Eh.. Nggak lama, orang itu turun bersama dua orang lainnya, terus berantem pukul-pukulan di tengah jalan. Aneh bener,, Leher saya bermanuver ke belakang, melihat sekelilin apa ada kamera film di sana (yah, siapa tahu lagi syuting sinetron). Tonjok-tonjokan seru sekali, lalu ada seorang lelaki turun dari motor melerai mereka. Mungkin di balik helm orang itu Tuhan kali ya.. (sekali lagi, kalau Tuhan itu memang ada, he he..)
Saya lelah bermanuver, dan tertawa geli sendiri. Hati saya berbisik "kata loe nggak mau ngerugiin orang, emang barusan pukul-pukulan itu nggak rugiin apa? Jalanan jadi macet kan gara-gara loe.. Dasar, ngemeng abisss.."
Akhirnya, sampai di kantor dan saya berpapasan sama teman yang naik mobil dan rumahnya sama-sama di Tebet.
Yehh,, kenapa tadi pagi nggak pegi bareng aja ya.. kan nggak perlu panas-panasan begono..
No comments:
Post a Comment