Yolody's Room

Tuesday, September 1, 2009

Icinen itu nyata

Hari Sabtu lalu, gue, Edwin, Alice, Robert dan Li-ie ketemuan di Plaza Indonesia sekitar jam enam sore. Tempat pertama kali yang kami tuju yaitu bioskop EX, dengan sasaran film The Proposal atau District 9. Lama berpikir memutuskan film apa yang mau ditonton, alhasil dua-duanya nggak kebagian tiket.

Tempat kedua yang dituju: Restoran Kuppa, masakan ala Thai. Sambil menunggu meja kosong, kami duduk di sofa dengan tumpukan majalah. Gue ambil majalah Jalan-jalan dan Destinasian. Wah, seru nih jadi travel writer, kata gue dalam hati. Tidak lama, seorang waiter memanggil kami dan meja telah tersedia. Setelah menyantap daging sapi lezat dan tomyam hangat, kami pun menuju tempat sasaran berikutnya: Pancious.

Antrilah kami di barisan orang-orang yang masuk 'waiting list'. Tidak jauh dari situ ada Ak.'sa.ra dengan desain interior dari kayu. Gue dan Edwin merasakan hal yang sama, serasa dipanggil oleh Ak.'sa.ra.

Kuberjalan menuju rak majalah, dan kubuka majalah Destinasian dan majalah Jalan-jalan, seperti yang kubaca sekilas di restoran Kuppa tadi. Berkeliling sebentar, dan kembali ke Pancious untuk mencicipi Blueberry Cheese Pancake dan Strobbery Chocolate Pancake. Pikiran gue masih tertuju pada Ak.'sa.ra. Rasanya belum puas tadi mencuci mata.

Sebelum pulang, gue dan Edwin masih menyempatkan waktu mampir lagi ke toko buku tersebut. Kami berdua melihat-lihat produk yang sangat unik di meja display. Seperti lilin ulang tahun yang tidak berbentuk angka, melainkan tulisan 'thirties', 'fourties' dan lainnya. Juga ada benda-benda lain yang sangat sederhana dan tidak terbayang benda tersebut sangat menarik untuk dijual.

Mengiringi langkah sepatu flatku di atas kayu, gue berpikir sekelibat, wah seru kalo jadi Markom Ak.'sa.ra. Hal itu langsung gue utarakan ke Edwin, sebelum akhirnya kami berdua melangkah keluar. Pulang.

Kemarin, Dimas (nama boleh pasaran, tapi orang yang bertato dan asik banget nggak ada yang seperti dia)melalui Edwin menawarkan pekerjaan sebagai Marketing Ak.'sa.ra. Gue nggak percaya, sampai akhirnya Dimas sendiri yang menelpon gue ketika gue di kantor tadi siang.

SFX : Bunyi handphone
Gue : Halo
Dimas: Boleh kenalan ga?
Gue: Hah? (dan langsung gue tutup telponnya) (dalam hati: lagi ribet gini digangguin orang gila)

SFX : Bunyi HP kedua kali
Gue : (dengan malas) Halo
Dimas: Dimaaass ini..
Gue: Haa..?? Aduuh soriii Mas, gue kira ada yang ngerjain gue. (langsung keluar ruangan)
Dimas: Iya ga papa, Eh kirimin CV loe ya buat jadi Marketing Ak.'sa.ra.
Gue: Siiipp. Gue kirimin ya!!!

Dan akhirnya, malam tadi ada pertemuan Pro-M di Jalan Padang. Apang manggil gue dan nanyain apakah gue udah dikasih tau Dimas tentang Ak.'sa.ra. Wow, amazing.

Di pertemuan yang temanya mengenai 'apakah bisa bergairah kerja dalam 365 hari?"
Pas banget temanya sama keadaan gue yang lagi bimbang dan jenuh di kerjaan, karena berbagai faktor. Jadilah gue pembicara, dan akhir dari pertemuan itu, Dimas dan Apang yang jadi narasumber.

potongan kalimat dari yang apang ngomongin di pertemuan, 'Iya kalo buat Faye, lo pindah aja ke Ak.'sa.ra. Makanya, pas kita tau mereka lagi butuh marketing, kita kepikiran Faye. kayaknya dia banget, apalagi dia suka baca buku dan jago Inggris."

Gila itu kalimat kayaknya bikin gue gimana ya.. Gue merasa kenapa orang lain bisa menganggap gue bisa, sedangkan gue sendiri terkadang memandang rendah diri gue sendiri. Kadang gue nggak segitunya apa yang dibilang orang-orang. Tapi, kalau orang lain aja yakin sama gue, berarti gue harus lebih yakin sama diri gue sendiri dong ya.

Anyway, dari sini gue percaya Icinen itu ada dan benar nyata. Siapa sangka gue ketika ke aksara bermimpi kerja di sana, besoknya gue googling tentang aksara, dna smeinggu kemudian gue ditawarin kerja di sana.

'If you believe it, you can reach it..'

1 comment:

jsblazekitty said...

icinen itu apa ya? bisa tolong dijelasin?