Yolody's Room

Monday, August 31, 2009

Bersama Para Bintang ke Mekarsari




Hoseiji Temple, 20 Agustus 2009

Jam enam teng gue cabut dari kantor (habis menyantap sushi di Sushi-ya), rencananya mau gonyo dulu di Hoseiji terus ikut briefing malam buat besoknya ke Mekarsari sama anak-anak Bintang. Sampai di kuil, suasana agak sepi, dan akhirnya gue daimoku sampai jam delapan, sambil menunggu teman-teman gue datang satu per satu.

Briefing dimulai sekitar jam delapan. Seperti biasa, briefing diwarnai ketidakfokusan Ajon,dan Ajon dimarahin sama anak-anak. Haha. Biasa banget deh keadaan begitu.
Habis briefing, gue pulang sama Icil, soalnya dia mau nginep di rumah gue. Sampai di rumah, ternyata nyokap gue lagi jagain cucu di rumah kakak gue sendirian, karena kakak gue lagi nonton midnight sama ipar gue. Yang ada gue dan icil langsung ngibrit ke rumah kakak gue naik taxi, melihat nggak ada bajay yang lewat. Ketika taxi berhenti, bajay lewat. Haha.

Bus, 30 Agustus 2009
Wah, seneng banget jadi PJ kelompok anak-anak bintang! Kelompok gue nakal-nakal dan aktif banget. Seruuuu!! Di bis perjalanan ke Mekarsari, ada anak yang muntah dan gue ngurusin dia. Selama perjalanan, gue, icil dan Erik (anak yang manisss) ngobrol-ngobrol.. ini sepenggal dialognya:

Icil: Kamu di sekolah sekelas berapa orang?
Erik: 65 orangan deh
Gue : Hah banyak bangett
Erik: iya, terus kalo kirsinya dua duduk bertigam, kalau kursinya tiga duduk berempat. Kalau temanku gendut aku suka kejepit, ga bisa belajar kak..

Mekarsari, 30 Agustus 2009
Kegiatan anak-anak Bintang hari itu seru banget. Pertama kali sampai, baris perkelompok terus pipis (biasalah, satu pipis yang lain sugesti mau pipis juga). Gue segera mengeluarkan kamere digital, untuk menangkap setiap momen yang lucu. Taunya, memory card kamere gue ketinggalan di rumah. Bete abis.

Acara pertama mereka melukis caping (topi petani yang kerucut ituuu looh), terus kelompok gue menanam padi, lalu mandiin kebo. Hehe lucu deh pas mandiin kebo ada anak yang suka banget sama kebo, tanpa taku tanpa ragu ia langsung turun ke kubangan, dan menunggangi kebo yang lagu tengkurap. Nggak mau kalah, gue dan icil nyebur juga. Setelah itu kelompok gue menangkap ikan mas di empang. Wah seruuu banget liatin anak-anak nangkepin ikan. Gue berdiri di tepi, memperhatikan mereka. Ada yang takut memegan ikan, jadi ia hanya memunguti sampah dan berpura-pura seolah-olah itu ikan. Di samping gue berdiri ada anak laki-laki bernama Dylan. Melihat mukanya yang mau nyebur tapi nggak mau itu, gue pun ajak dia nyebur.
Gue: Dylan, (ada name tag di dadanya), kok kamu nggak nangkep ikan?
Dylan: Nggak ah,Jijik. Aku nggak mau megang lumpur
Gue: Kan nanti cuci tangan, bisa bersih lagi.
Dylan: Pokoknya kalau akau nggak mau ya nggak mau. Menurutku itu jijik.
Gue: ...

Dylan, Dylan. Nggat tau gimana dia diajarin sama mamanya sampai kayak begitu. Terlalu steril bikin anak nggak bisa bersenang-senang, hal yang seharusnya dialami oleh setiap anak kecil. Kotor-kotoran, bukan itu yang sangat disukai anak seumurnya ya? Yang lebih miris lagi, Dylan hanya memandangi dengan lesu adik-adiknya dan teman-temannya berhaha hihi di dalam empang sambil mengejar ikan. Sayang sekali.

Anyway, keceriaan tak terhenti sampai di sana. Setelah bersih-bersih, kita naik kerete berkeliling taman buah. Lucunya Erik, sepanjang perjalanan memeluk dan menggandeng gue terus. :) Di dalam kereta gandeng, seorang guide laki-laki menjelaskan menganei setiap taman, pohon dan bangunan yang kami lalui. Tiba-tiba ketika melewati pohon buah naga, Erik nyeletuk "Siapa yang suka buah naga??" Lalu mas guide menyampaikan pertanyaan itu ke gerbong kereta belakang dengan microphone. Semua tunjuk jari dengan ceria. Lanju berkeliling ke kandang-kandang binatang. Ada musang kopi, ada ayam kalkun jantan yang cantik dan mengajak kalkun betina kawin, ada kambing, buaya dan kura-kura. Sesi menyapa binatang selesai dilanjutkan belajar tarian panen padi. Adegan berputar membuat salah satu anak perempuan, Taria, muntah. Gue lagi membersihkan muntah dan menemaninya.

Akhirnya, kita semua kembali ke halaman dekat lobby utama, dan melakukan banyak foto sesi di tengah terik matahari. Matahari saat itu terik sekali, rasanya seperti seekor naga raksasa di languit yang meniup hawa panas dari mulutnya. Tapi, kesenangan tetap selalu menang. Bis datang, kami pun siap pulang.

Bus, 30 Agustus 2009. Jam 2 siang.
Kembali situasi semula, berkumpul di bis. Gue udah cape seharian, yang ada duduk di depan bersama Erik.
Di belakang ada tiga anak lagi yang muntah, dan kali ini giliran Icil yang turun tangan. hehe.. :P

Ps: Gue nggak menulis ini secara detil dan indah, dan tanpa foto karena kamera gue nggak kebawa memory cardnya. Huhuhuu.. (tapi foto akan diupload setelah lihat foto dokumentasinya nanti ) :)

No comments: