Yolody's Room

Tuesday, September 15, 2009

Tanah Air Indonesia, Panggung Teater Kehidupan



Kisah ini hanya sepenggal dari beribu-ribu peristiwa di tanah air tempat kita berpijak, Indonesia. Namun saya harap cerita ini dapat menginspirasi orang lain, walaupun itu hanya kamu, seorang yang membaca blog ini.

Saya sadar kulit saya putih, mata saya sipit dan setiap pagi saya butuh menempelkan scott-line pada kelopak mata saya, agar terlihat lebih besar sedikit. Saya tahu benar bahwa orang keturunan Chinese seperti saya biasanya merayakan imlek, dan terkadang akan jadi omongan di kelaurga besar apabila absen hadir ke rumah nenek dan tidak mengucap “Kyong-hi” sambil menyatukan tangan di depan dada.

Tapi saya tidak seperti itu. Saya lebih bahagia disebut sebagai orang Indonesia, bukan orang Cina. Wong saya lahir di rumah sakit Hermina Jakarta kok, bukan di rumah sakit Huadong di Tiongkok sana. Alasan apa yang membuat saya disebut orang Cina? Karena kakek dan nenek saya berasal dari RRC? Tapi, mama papa saya asli Jawa Barat kok. Karena itu, saya yakin sekali kalau saya ini murni orang Indonesia.

Teman-teman saya memang banyak yang bermata sipit juga, tapi juga banyak yang berkulit cokelat, berambut panjang sepinggul (karena itu rambutnya selalu dikepang agar tidak merepotkan) dan berlogat Jawa medok. Banyak sekali teman Jawa-ku, sampai layar komputer tidak sanggup menampung seluruh nama. Ada Ika, Yuni, Sularto, Lasimin, Wiwin, Lastri, Tri, Yanti dan masih banyak lagi. Bahkan banyak juga teman dari Bali, Riau, Palembang, Medan, Makassar, Bandung, dan daerah lainnya.

Suatu ketika kami berkumpul dalam suatu acara generasi muda nasional di Megamendung, kami tidur bersama beralas kasur dalam sebuah aula besar. Saat itu Ika dan Yuni lupa membawa kain seprai dari kampungnya, di Wonogiri sana. Untunglah saya membawa seprai ukuran Jumbo, jadilah sepraiku menjadi alas kasur kami bersama. Malam itu kami tidak tidur, tapi kasurku menjadi tempat berkumpul dan bergosip. Dengan duduk membuat satu lingkaran, kami semua berbagi cerita dengan logat yang berbeda-beda. Kata anu, teh, asu, ndas-mu, pek, tha, wong, mah, mi, mewarnai obrolan kami yang seru.

Esoknya, kami bisa berlatih teater bersama di atas panggung berhiaskan lampu-lampu berwarna-warni kami berakting. Saya jadi seorang ABG labil, dan teman-teman saya pun menjadi lawan main. Ika berperan sebagai kakak tiri, Benny dari Medan menjadi bapak, Heris dari Riau menjadi tetangga saya dan Johan dari Palembang menjadi tukang baso keliling. Dengan segenap hati kami berakting, dan setelah pertunjukan selesai, riuh tepuk tangan ratusan penonton memenuhi sekeliling panggung.

Panggung tersebut menjadi saksi, di mana sebenarnya orang-orang bisa hidup berdampingan tanpa harus peduli dari mana mereka berasal, bagaimana warna kulit mereka, bagaimana logat bicara mereka dan bagaimana cara mereka bercanda.

Mari kita membuka mata, dan melangkah ke manapun, akan terlihat segala perbedaan di sekeliling kita. Saya percaya, asalkan setiap orang bisa mengacuhkan segala perbedaan fisik yang terlihat dengan mata, logat yang terdengar, cara berpakaian, siapa orang tua mereka, dan seberapa kaya mereka, Tanah air tercinta Indonesia akan benar-benar merdeka. Merdeka dalam arti terbebas dari permusuhan dan peperangan antar manusia yang selalu menjunjung ras dan kelas sosialnya masing-masing.

4 comments:

kharis said...

semoga menang kawan

Bibirz said...

Hidup seperti panggung teater. bukan hanya karena kisah dan dramanya saja tapi juga ragam orang yang melakoninya.

Here I am... -ERVI- said...

Hi blogger,

Saya Ervi dari http://www.ervioneinworld.blogspot.com/.
Saya sekarang sedang melakukan penelitian tentang motivasi blogger di Jakarta untuk skripsi saya. Saya sangat mengharapkan para blogger Jakarta, yang punya blog aktif di blogspot atau wordpress dan berusia 18-28 tahun, dapat berpartisipasi.

Caranya gampang, cukup klik link di bawah ini, lalu ikuti petuntuk pengisiannya.

Ini link kuesionernya:

https://spreadsheets.google.com/viewform?formkey=dElMNWRTbGNDS1BGT3JtRHZVSUtUSFE6MA..

Mohon bantuan anda untuk mengisi dan share link/message ini kepada teman-teman blogger anda.
Bantuan blogger Jakarta sangat berarti buat saya. Terimakasih.

Salam blogger Indonesia.

Regards,
Ervi

Here I am... -ERVI- said...

Hi,

Ini link kuesionernya:

https://spreadsheets.google.com/viewform?formkey=dElMNWRTbGNDS1BGT3JtRHZVSUtUSFE6MA..

Saya tidak terima email dr km.. Jika tidak bisa dibuka, boleh tolong kirim email kamu ke email saya atau ke blog saya.

Thank you untuk antusias dan partisipasi kamu.

Regards,
ERVI