Yolody's Room

Monday, March 15, 2010

Letter for Chiara

duduk bersandar di lantai yang dingin, menunggui seorang bayi yang hendak beranjak menjadi seorang bocah. Tidur terlelap, tanpa tahu ada apa di balik kedipan matanya. Tidur tenteram seolah berselimut awan surga dan dihembus angin oleh kepak sayap malaikat.

Ketika kau besar nanti, sayang. Akankah kau selalu ingat padaku? Empat kali bertemu malam lagi, aku sudah tak bisa melihat tingkahmu lagi, sayang. Memang benar sekali kamu membuat dunia geger, kepala berputar, keringat menetes. Memang benar kamu selalu menyita waktuku, mencuri ruang di dalam kepalaku. Akankah kamu selalu ingat padaku, sayang?

Bahuku masih terasa sakit karena digigit olehmu saat kugendong kamu. Kamu sedang asyik belajar menggigit dengan gigimu yang tak lebih dari sepuluh. Kamu sedang belajar berdesis bila dengar anjing menggonggong, memerintahkannya diam. Kamu sedang belajar menusuk-nusuk dengan jari mungilmu. Mataku, lubang hidungku, mulutku, perutku, kakimu, terkena korban tusukan jari mautmu. Parahnya, bukan hanya aku yang jadi korbanmu.Semua orang di sini pun bernasib sama.

Kamu senang memamerkan gaya berjalanmu yang lucu, dengan posisi badan membungkuk, kedua tangan terjulur ke belakang, dan kamu berlari. Bebek nyosor. Entah bagaimana bila suatu hari nanti kurindu cara berjalanmu, sayang. Apakah aku harus mengikuti cara jalanmu ketika berangkat ke kantor untuk mengobati rindu ini?

Kamu suka mendekap kedua pipiku dengan tangan mungilmu, dan kamu menciumi wajahku. Bibirmu kecil, dingin dan basah. Liurmu menetas ke wajahku, serasa aku memakai masker. Entah bagaimana bila nanti kurindu ciuman sayangmu. Apakah harus kusuruh kedua anjingku menjilati mukaku, sayang?

Semua pusing karena kamu. Semua berebutan kamu. Semua memujamu. Semua mengeluh karenamu yang susah tidur menjelang malam. Semua takjub dengan porsi makanmu yang luar biasa. Semua tak ada yang mengerti bila kamu berbicara panjang lebar, seolah kami semua idiot.

..tapi sebentar lagi kamu tak ada di sini, sayang.
Mungkin kami semua baru bisa melihatmu kembali ketika kamu ABG, begitu kata omi.
Mungkin kita akan bertemu lagi ketika kamu sudah tumbuh menjadi gadis cantik, bergigi banyak, berambut panjang dan berlenggak lenggok lincahnya.

Sebentar lagi kita berpisah, sayang.

Biar jodoh dan waktu yang akan mempertemukan kamu kembali denganku, omi, opi dan semua.

Sayang kamu, Chiara Cantika Gardoni.

2 comments:

Bibirz said...

I hope someday she will read this letter :)

susana yolody said...

I will make sure she will read this letter oneday..:) thanks auntie faye..btw, kok gak ada 'Letter for my beloved sister??'' (ngiri,ceritanya..)
Babymon makin lucu and pinter lohhh..ayo kumpulin duit kemari..:)