Begitu cepat rasanya..
Semenjak ku belum menjadi aku di masa sekarang, sampai aku memasuki masa balita, menjadi gadis remaja yang kurang jelita, perempuan yang hampir dewasa, beliau selalu ada.
Ada untuk segalanya. Untuk menjadi panutan banyak orang hingga tak terhitung. Beliau berjuang agar nasib orang-orang berubah untuk menjadi lebih baik. Menjadi guru semua orang termasuk aku. Sampai kemarin, 25 Agustus 2010, waktunya beliau untuk melaksanakan tugas selanjutnya di masa yang lain.
Beliau tetap hidup, hanya saja waktu tempat dan dimensinya berpindah. Bagiku sendiri, tak melihat momen kemarin sebagai kematian. Di saat ratusan orang berkumpul menyaksikan tubuhnya dipindah dari tempat tidur ke dalam peti berwarna coklat nan megah, aku yang ketika itu berada di kerumunan, menganggap hal itu suatu yang sakral. Di mana aku tak menganggap itu sebagai suatu perpisahan abadi, karena aku percaya beliau selalu tetap hidup.
Justru aku lega, beliau tak harus merasakan sakitnya kanker yang menggerogoti dirinya selama berpuluh tahun, tak perlu lagi berusaha berbicara dengan bantuan alat. Namun biar begitu, ku yakin beliau masih peduli dengan umat-umatnya, masih memantau dari jauh kehidupan semua umatnya di sini.
Tak ada yang bisa ku lakukan sekarang, selain berdoa dan berterima kasih dalam hati untuk beliau. Terima kasih atas semua perjuangan yang Ibu lakukan selama ini, sampai ada kehidupan semua umat yang layak sampai detik ini. Sampai ada keluarga-keluarga yang kembali dipersatukan oleh Ibu. Sampai muncul insan-insan yang semakin mencitai tanah air sampai detik ini. Tak ada satupun yang dapat membalas budi atas segalanya. Yang mungkin bisa, masing-masing dari kita harus mengucap janji pada diri sendiri, seperti janji yang dulu pernah kita ucapkan ketika muncul di bumi.
Selamat jalan Ibu Keiko Senosoenoto.. Have a long long happy journey. :)
with love,
fy
1 comment:
hikzz...sedih ya pei..ngerasa kehilangan banget ya..gimana ya BDI tanpa Ibu seno..:-(
Post a Comment