Sebuah pencapaian kecil adalah sebuah penghargaan besar. Itu buat saya.
Bulan lalu, saya mengajukan diri untuk menjadi anggota workshop menulis Lotus Creative dengan Maggie Tiojakin, penulis kumpulan cerpen 'Balada Ching-Ching', novel 'Winter Dreams', dan kolumnis di Weekender-Jakarta Post. Caranya, mengirimkan sebuah cerpen untuk dinilai dan disaring.
Cerpen saya berjudul 'Bayang', yang merupakan on-going project, saya kirimkan. Alhasil, dari 37 pendaftar, saya terpilih jadi 5 besar. Selama bulan November ini setiap Sabtu-Minggu, saya ikut workshop Lotus Creative dengan empat peserta lainnya, yang menurut saya hebat-hebat.
Jadilah kami bermarkas di Urban Kitchen Plaza Indonesia setiap minggu, dengan memakai busana winter collection, karena dinginnya luar biasa. Terkadang aku mimum teh tarik, terkadang beli mie goreng, terkadang minum air putih saja. Kapan-kapan aku mau pesan minuman coklat panas.
Di pertemuan pertama, kami saling memperkenalkan diri dan berbagi pengalaman menulis. Wow, masing-masing memiliki kelebihan masing-masing. Setelah itu, kami diberikan banyak tugas menulis deskripsi, saling mengkritik tulisan, menilai cerpen-cerpen barat, menciptakan karakter fiksi yang believable, dan banyak hal lain. We teach and learn each other.
Di pertemuan ke-3, kelas kami kedatangan teman editor dari Gramedia, Hetih. Kami mendengar pandangan lain soal menulis fiksi dari mata editor. Lagi, kami mendapat kiat-kiat bagaimana menulis fiksi dengan baik.
Setiap pulang dari kelas menulis, kami dibekali banyak pekerjaan rumah, peer sebutku. Jadi ingat masa sekolah dan kuliah. Walaupun pekerjaan kantor tetap membludak dan harus dijadikan prioritas, aku merasa senang mendapat tekanan untuk membuat banyak peer. Aku rela tidak ikutan acara barberque di puncak dengan teman-teman, tidak ikut ke Megamendung untuk mengikuti acara agama, tidak nonton bioskop, tidak ngopi-ngopi, dan mengurangi drastis waktu tidurku. Tapi aku mendapat hal yang lain.
Kelas ini menempelengku untuk tidak melupakan impian awalku sebelum menjadi jurnalis kini, yaitu menjadi penulis fiksi. Cerpen adalah bagian dari hidupku, yang nantinya akan berkembang menjadi novel. Yang penting tetap fiksi. Kata Maggie, "fiksi adalah tulisan yang paling jujur,".
Jadi, menulis fiksi adalah pelajaran untukku, untuk bisa jujur terhadap diri sendiri. Jangan dipikir itu mudah. Itu sulit sekali. Tapi, yang sulit justru yang paling memuaskan. :)
Aku, sedang beristirahat sejenak setelah menyelesaikan dua artikel, sekarang menyempatkan diri membaca cerpen, dan menulis beberapa baris, menyicil peer untuk akhir pekan nanti. Aku tidak sabar, kejutan apa lagi yang ada nanti.
Xoxo,
fy.
2 comments:
Sama, Faye, seneng banget di kelas Lotus Creative! :)) Kalian semua kocak, seru dan pinter2! Aku gak berasa tua di situ, berasa masih 20-an juga! Hahaaa :))
Faye, blog kamu cute!
Err.. Bukannya kita semua 17 tahun? :p
Post a Comment