Kemarin, di sebuah halte, di tengah kebisingan kota Jakarta yang penuh asap kendaraan, seorang perempuan duduk di sana. Kulitnya hitam di balik jilbab. Bak anak sekolah, ia memakai tas ransel. Sebuah tongkat tersandar di sampingnya.
Aku berdiri di dekatnya, namun urung untuk duduk di sebelahnya. Asyik sekali ia nampaknya, sampai tak sadar beberapa pasang mata memperhatikan setiap gelagatnya.
Ia berbicara dengan bahasa isyarat. Dari bahasa tangannya, seakan ia adalah seorang manajer yang sedang melakukan presentasi pada karyawan-karyawannya. Seolah di depannya ada sebuah proyektor, di mana projek yang sedang ia jelaskan, sangat penting.
Lalu, di tengah presentasi, seakan ada seorang karyawan yang datang terlambat. Perempuan itu menunjuk-nunjuk jam tangannya, seakan berkata, "Sudah jam berapa ini? Lagi-lagi kamu terlambat. Kamu tahu kan waktu itu sangat penting? Sekali lagi terlambat, mati kamu, " kata dia seraya berlagak menonjok wajahnya sendiri.
Kemudian, ia mengelus perutnya yang seakan sedang hamil. Sekali-kali, ia seperti menulis di udara. Aku berusaha membaca bentuk huruf yang ia buat, tapi gagal. Hanya beberapa hurufnya saja yang dapat kucerna. Tak berarti apa-apa.
Lalu kembali ia melakukan presentasi, lalu kembali menunjuk jam tangannya, dan berlagak meninju wajahnya. Begitu terus ia lakukan.
Perempuan itu gila. Perempuan itu mantan manager. Perempuan itu jago akting. Perempuan itu stress karena ditipu.
Terserah apapun persepsi orang terhadapnya, yang pasti ia hanya seorang perempuan biasa sepertiku. Hanya saja ia memiliki kisah hidupnya sendiri. Kalau toh ia memang gila, yang penting ia tak mengganggu. Aku berterima kasih padanya karena telah mengisi waktuku sembari aku menunggu mobil temanku, untuk sama-sama berangkat ke kantor. Dari waktu beberapa menit itu, aku sudah mendapat pelajaran.
Tak lama, sebuah mobil berhenti di depanku. Aku masuk, dan langsung kuceritakan tentang perempuan unik itu pada temanku.
2 comments:
keren :)
Terima kasih :) :)
Post a Comment